JAKARTA, mediakita.co- Mensikapi perkembangan politik di Afganistan pasca Taliban berkuasa pada 15 Agustus lalu, Pemerintah Indonesia berhasil mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI). Menggunakan Pesawat TNI AU, 26 WNI dari wilayah Afganistan telah mendarat dengan selamat di Bandara Halim pada Sabtu (21/8/2021) pukul 03.05 WIB.
Dilaporkan, selain 26 WNI, terdapat 7 warga negara asing (WNA) yang berhasil dievakuasi. Mereka adalah staf KBRI, 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan (suami dari WNI dan staf lokal KBRI).
“Selain WNI dalam misi evakuasi ini ikut juga 5 warga negara Filipina yang memang pemerintahnya meminta bantuan untuk ikut diangkut dalam misi evakuasi Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, disela menyambut kedatangan WNI di Bandara Halim Perdanakusuma.
Retno menyebut, warga negara asing yang disertakan dalam misi evakuasi itu semata-mata atas pertimbangan kemanusiaan. Kebijakan itu diambil setelah mendapat permintaan dari Negara Filipina.
“Bantuan membawa warga negara asing dalam misi evakuasi bukan pertama dilakukan. Ini merupakan kewajiban kemanusiaan yang harus dilakukan,” kata Retno.
Serbuan Bandara
Seperti diketahui, setelah Taliban menguasai Kabul, bandara internasional Kabul dipenuhi ribuan warga yang mati-matian berusaha melarikan diri dari Afghanistan. Pada hari Senin, ketika ribuan orang menyerbu pesawat, sebuah penyerbuan di Bandara menyebabkan lima orang tewas.
Dilaporkan The Sun, kelompk orang “Taliban” menyerang wanita dan anak-anak dengan cambuk dan tongkat sebelum menembakkan senjata di tengah kekacauan di Bandara Kabul, Rabu, (18/08/2021)
Dalam waktu satu jam, beberapa orang terluka termasuk seorang ibu dan anak laki-laki setelah kekerasan meletus di ibu kota Afghanistan.
Seperti diketahui, kelompk Taliban mendapat angin segar pasca penarikan pasukan gabungan AS, Inggris, dan lainnya, termasuk tentara Australia dari Afganistan. Penarikan pasukan gabungan itu di umumkan AS pada 11 September 2021.
Meski demikian, sebelumnya Presiden Joe Biden telah menarik sebagian besar pasukannya. Biden menyebut, konflik 20 tahun sebagai “perang tak berkesudahan” dan bertekad mengakhiri investasi AS yang harus dibayar nyawa dan harta.
Kekuasaan Taliban
Taliban digulingkan dari kekuasannya di Afghanistan oleh pasukan yang dipimpin oleh AS pada 2001. Kelompok ini sempat melakukan pembicaraan langsung dengan AS di 2018, dan pada Februari 2020, keduanya menandatangani kesepakatan damai di Doha. Isinya, komitmen AS untuk menarik pasukan dan Taliban tak melakukan serangan pada pasukan AS.
Selain itu, isi dalam perjanjian ini termasuk tidak mengizinkan al-Qaeda atau militan lain untuk beroperasi di area yang dikuasainya, dan melanjutkan perjanjian perdamaian nasional. Namun setahun setelah perjanjian ini ditanda tangani, dikutip dari bbc.com, Taliban justru melakukan serangan ke pasukan keamanan Afghanistan dan dengan cepat menyerang berbagai wilayah di seluruh negeri.
Kesaksian seorang WNI menyebut pasca Taliban berkuasa, suasana di Ibu Kota Afganistan sebagai situasi “blingsatan”. Manusia berhamburan di jalanan, pengendara mobil sudah tak lagi mengikuti aturan.
Oleh : Redaksi/mediakita.co