Pemalang. Mediakita.co – Kabupaten Pemalang akan bergabung bersama daerah – daerah lain di Indonesia menggelar pilkada serentak 2020 mendatang. Dalam pilkada mendatang khususnya Kabupaten Pemalang masyarakat berharap para elit politik tidak hanya fokus pada ‘isi tas’ untuk mencari kontestan tetapi lebih penting adalah kualitas sang kandidat. Hal ini diungkapkan oleh Pakar Komunikasi Diryo Suparto dari UPS Tegal.
Menurut Diryo bentang wilayahPemalang yang luas dibutuhkan sosok pemimpin yang rela berkorban dan mau turun ke bawah bersama rakyat kawula alit alias membumi. Bukan orang belakang meja atau borjuis yang enggan mendengar keluh dan jeritan rakyat.
‘Di lapangan pemimpin sesungguhnya adalah jiwa yang dikorbankan, dia adalah abdi yang melayani masyarakat mau berbaur dengan kaum jelata. Pemimpin bukan belantik sapi yang cari untung dari dagangannya atau borjuis seperti ndoro dengan busana yang mengkilap untuk disembah’ ungkap Diryo selanjutnya.
Diryo pun menyampaikan bahwa kita tidak bisa berharap banyak pada partai – partai politik yang ada saat ini karena mereka cenderung elitis dan bojuis. Mereka hanya akan mencalonkan orang – orang yang berduit dan yang bisa mereka kendalikan. Pemalang butuh alternatif politik yang baru dan caranya adalah mendorong calon independen yang didukung oleh rakyat.
Dan siapakah sosok yang demikian? Warga Pemalanglah yang tahu. Namun belakangan berhembus isu cukup kencang bahwa calon alternatif dari jalur independen adalah Bambang Mugiarto dan Habib Mustofa. Kedua putra Pemalang ini dianggap mumpuni memimpin Pemalang lima tahun ke depan. Pasangan cukup serasi Nasionalis – Religius. Bambang Mugiarto adalah mantan anggota DPRD Pemalang dan tokoh nasionalis yang cukup berpengaruh di Pemalang. Mas Bambang panggilan akrabnya dikenal sebagai tokoh yang sangat merakyat, rendah hati dang berjiwa melayani. Sedangkan Habib Mustofa adalah tokoh agama yang kharismatik, sederhana dan cerdas serta dekat dengan umat.
Bambang Mugiarto saat dikonfirmasi medikita.co menyampaikan bahwa jika rakyat menginginkan saya menjadi pelayannya maka itu bukanlah hal yang mudah, jika tidak datang dari rakyat itu sendiri. Menurutnya menjadi calon independen itu butuh usaha ekstra, pasalnya calon independen harus memenuhi syarat dukungan KTP sebanyak 87.000 – 100.000 KTP.
Jika rakyat menginginkan kedua tokoh ini menjadi pemimpin sekaligus pelayan rakyat Pemalang lima tahun mendatang maka mereka harus rela mensedekahkan KTPnya sebagai sebagai bentuk dukungan.
Penulis: Piter Randan B/Mediakita.co