JAKARTA, mediakita.co– Warga Ibu Kota mengeluhkan minimnya ketersediaan transportasi umum di masa transisi ini. Salah satu tranportasi umum yang dikeluhkan ketersediaannya adalah Transjakarta.
Keluhan tersebut sudah muncul sejak diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Jakarta yang menjadi salah satu kota metropolitan yang terkenal dengan hiruk pikuknya.
Pengurangan armada transportasi salah satunya Transjakarta. Padahal Transjakarta menjadi transportasi utama warga ibukota dalam aktifitas sehari – hari. Tak ayal para pengguna Transjakarta mengaku sangat kesulitan dengan adanya pengurangan armada tersebut.
Di masa transisi ini Pemprove DKI Jakarta telah melonggarkan pemberlakuan aturan tersebut dengan penambahan beberapa rute pelayanan, namun masyarakat tetap mengeluh kekurangan. Hal itu semakin terasa dengan masih diberlakukannya pembatasan penumpang hingga 50% dari kapasitas normal.
Para pengguna Transjakarta mengaku kesulitan beraktifitas dengan adanya pembatasan tersebut.
“Tentunya pengurangan rute Transjakarta ini sangat berpengaruh pada kita sebagai pengguna Transjakarta, karna kalau seperti ini terus lumayan sulit juga buat pergi ke kantor” tutur salah satu penggguna layanan Transjakarta kepada mediakita.co.
Dalam beberapa pekan terakhir, keluhan warga pengguna layanan Transjakarta juga ramai di media sosial. Mereka mengeluhkan layanan pembatasan tersebut meminta agar pengelola Transjakarta menambah armada sehingga penumpukan penumpang tidak terjadi lagi di halte.
Sementara itu petugas Transjakarta yang bertugas di lapangan mengaku belum mengetahui bus kebanggaan warga Jakarta tersebut kapan beroperasi normal seperti semula karena masih menunggu arahan pemerintah.
“Kami juga belum bisa memastikan kapan akan kembali normal pengoprasian Trans Jakarta ini, menunggu arahan dari pemerintah sampai adanya kebijakan terbaru di masa transisi ini” ujarnya kepada mediakita.co. (12/06/20).
Berdasarkan pantauan mediakita.co penerapan protokol kesehatan juga tetap diberlakukan di setiap halte. Protokol kesehatan tersebut antara lain pengecekan suhu tubuh untuk petugas dan penumpang, pengaturan jarak antar penumpang dan kewajiban menggunakan masker untuk petugas dan penumpang serta penyediaan hand sanitizer di setiap halte dan bus.
Penulis: Vena Silviana
