RANDUDONGKAL, mediakita.co – Membuat Akses pendidikan merata hingga di pelosok desa adalah tugas semua kalangan, bukan hanya tugas pemerintah. Seperti di Dukuh Cengis, Desa Gembyang, Randudongkal, pada 2006 lalu, anak-anak usia sekolah untuk mengakses pendidikan harus menempuh jarak yang jauh.
“Tidak ada PAUD di lingkungan Dukuh Cengis ini, Sehingga jarang orang tua yang menyekolahkan anaknya ditingkat PAUD kalaupun ada juga ke desa tetangga yang jaraknya lumayan jauh,” ujar Maghfuroh yang juga Kepala PAUD Bustanul Athfal.
PAUD Bustanul Athfal, lanjut Maghfuroh, bermodalkan nekat. Memang telah lama warga yang mengidamkan hadirnya PAUD di dukuh ini, namun tiada biaya dan tenaga sama sekali. Sehingga dengan berdiri PAUD cabang dari dukuh lain, walaupun masih bangunan sederhana, para warga mulai mendaftarkan anak-anaknya.
“Kala itu warga mendaftarkan anak-anaknya ke PAUD Tunas Ceria sebagai induk. Saya merasa senang masyarakat menyambut dengan baik, walaupun lokasi masih numpang di rumah warga. Kita tidak punya gedung,” terang dia
Fasilitas PAUD mulai bertambah pasca mendapatkan bantuan dari Pemda. Selama proses pendirian hingga sekarang sudah beberapa kali PAUD pun harus berpindah tempat.
“Fasilitas dapat bantuan cuma Rp25 juta, yah hanya cukup untuk beli peralatan saja. Berharap bangun gedung masih belum bisa. Kita pindah tempat beberapa kali ke rumah-rumah warga,” Ujarnya.
PAUD Bustanul Athfal kini lebih menerapkan pendidikan bernuansa Islam. Namun sejumlah kebutuhan tenaga pendidikan masih menjadi kendala dalam proses pendidikan tingkat dasar. “Saat ini ya tenaga pengajar jujur saja kurang ,baru dua orang padahal saat ini murid sudah 30 siswa itu,” Pungkas dia.