BELIK, mediakita.co –Kekeringan imbas El Nino membuat 20 hektar lahan pertanian di Desa Kuta, Belik, gagal panen. Kerugian ditaksir Rp300 juta. Lahan pertanian tadah hujan tersebut tak dapat ditanami lagi lantaran tak tersedianya sumber air.
Indianto, Sekretaris Kelompok Tani Situri, mengatakan lahan pertanian yang gagal panen meliputi Pedusunan Desa Kuta hingga Desa Gunung Tiga. “Karena lahan kita tadah hujan, di musim kering seperti sekarang ini, benar-benar tak ada sumber air. Kita Cuma bisa mengandalkan hujan datang,”tandas dia.
Selama kekeringan ini, lanjut dia, lahan pertanian diberokan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup, kaum lelaki merantau ke kota.
“Dari gagal panen kemarin, petani dari kelompok tani Situri dan Tapak Bumi habis Rp300 juta, karena kerugian ditaksir 15 juta/hektar. Ada petani yang mencoba tanam kacang, tetapi kayaknya gagal juga,” ujar dia
Indianto berharap untuk memberikan solusi permanen di daerahnya, pemerintah dapat membangun embung besar sebagai tempat penampungan air di musim hujan. Dari embung tersebut lanjutnya dapat dimanfaatkan dikala musim kekeringan panjang.
“Kalau bangun saluran irigasi tidak bisa juga karena sumber airnya sulit. Ada sih mata air tetapi letaknya di bawah, asal bisa ditarik ke atas mungkin bisa,” ujar dia.
Tetapi, lanjut dia, solusi lebih baik yakni membangun embung permanen yang besar.