NASIONAL, mediakita.co – Pendidikan Pancasila diberikan sejak dini bisa membentui emosi personal dan emosi publik yang positif dari generasi bangsa. Dr. Yudi Latif penulis buku Negara Paripurna dan mantan Kepala UKP-PIP (Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila) menyampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam webinar bedah buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa“. Webinar ini diselenggarakan oleh Institut Sarinah (InSari), Sabtu, (26/9/ 2020).
“Perilaku Generasi Z yang mencerminkan 5 moralitas kebajikan Pancasila akan menjadi indikator keberhasilan pembentukan karakter di sekolah,” ungkap Yudi Latif.
Ketua InSari, Eva Sundari MA. MDE, yang menjadi moderator acara menjelaskan bahwa tema webinar didesain sesuai misi organisasi yaitu menyelenggarakan program-program untuk Nation and Character Building.
“InSari selain mengembangkan pemikiran-pemikiran terkait feminisme kebangsaan berbasis Pancasila juga melakukan pemberdayaan masyarakat bertema sama. Kali ini targetnya adalah para bunda Paud dan guru SD,” jelas Eva K Sundari yang juga anggota FPDIP DPR RI 2014-2019 ini.
Buku Yang Kaya Manfaat
Salah satu narasumber yang juga mewakili unsur praktisi pendidikan Sunarsih seorang guru Paud di Parung Panjang Bogor menyatakan bahwa buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa” sangat berguna termasuk untuk metode daring di masa pandemi saat ini.
“Buku ini sangat membantu kami, karena aktivitasnya konvensional tetapi dengan pemaknaan baru yaitu membangun kecintaan kepada negeri, alam, sesama manusia dan Tuhan dengan media bantu yang ada di sekitar rumah siswa,” jelas Sunarsih.
Heny Supolo MA, dari Yayasan Cahaya Guru, antusias memberikan dukungan (endorsment) untuk buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa” karya A.S Poerbasari, MSi anggota InSari yang juga dosen filsafat Universitas Indonesia ini. Buku tersebut untuk diberikan juga ke siswa hingga kelas 6.
“Buku ini berisi afeksi berupa cinta, welas asih, dan kebaikan sehingga siswa menjadi pribadi positif yang berjiwa merdeka sekaligus tangguh. Buku ini bahkan bisa membangkitkan kecerdasan spiritual karena ROSO (rasa) dihidupkan,” jelas Heny penuh semangat.
Senada dengan Heny, Ketua Komnas Pendidikan (Komnasdik) Jawa Timur Kunjung Wahyudi, ST, M.Si menyampaikan bahwa buku tersebut membantu membangun 5 bentuk kesadaran berdasar 5 sila dari Pancasila. Mengutip Erbe Sentanu pengarang Quantum Ikhlas, ia menegaskan bahwa Pancasila harus dihadirkan di hati dan nafas siswa agar menjadi pedoman hidup karena sejatinya Pancasila sudah ada dalam diri kita dan lahir dari mata air kesadaran kita.
Apresiasi Pengajaran Pancasila Generasi Z
Wakil Bupati Nganjuk, Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.H., MBA sebagai narasumber terakhir menyatakan apresiasi yang tinggi terhadap buku Pancasila untuk Paud dan SD tersebut dan berharap InSari melanjutkan menerbitkan buku-buku sejenis untuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Selain itu, ia juga menyampaikan perlunya payung hukum bagi upaya pengajaran Pancasila di dunia pendidikan.
“Kabupaten Nganjuk siap menyelenggarakan web – simulasi buku ini dan saya akan mendalami mengusulkan Perbup untuk penyelenggaraan pendidikan Pancasila di pendidikan dasar di Kab Nganjuk” tegas Marhaen Djumadi yang juga pengurus PDI Perjuangan Jawa Timur ini.
Eva Sundari juga menjelaskan tentang kegiatan programatik InSari selanjutnya. Program terdekat InSari setelah bedah buku adalah mengorganisir webshop (web-workshop) atau web-training untuk 2000 an guru PAUD dan SD di 30 kab di Jawa Timur terkait buku Pancasila Untuk Tunas Bangsa. Adapun dalam kegiatan di 11 titik tersebut, InSari akan bekerjasama dengan KomNas Pendidikan dan Himpaudi Jawa Timur.
Penulis : (Redaksi mediakita.co)