PEMALANG, Mediakita.co,- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pemalang melaporkan sebanyak 764.336 orang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pencoblosan Pilkada, 9 Desember 2020. Ini berarti tingkat partisipasi Pilkada Pemalang 2020 setara 69,10% dari keseluruhan jumlah DPT yang mencapai 1.106.017 jiwa.
“Partisipasi tertinggi sepanjang sejarah pilkada. Pada Pilkada 2005 partisipasi Kabupaten Pemalang 65%. Pada Pilkada 2010 partisipasi Kabupaten Pemalang 56,74%. Pada Pilkada 2015 partisipasi Kabupaten Pemalang 59,36%,” kata Komisioner KPU Pemalang, Agus Setiyanto di kantornya, Selasa (15/12/2020).
Menurut Agus, tingkat partisipasi pemilih Kabupaten Pemalang ini melebihi Kota Semarang (68,6%), Wonosobo (65,45%), Kebumen (63,64%), dan Grobogan (63,55%).
“Capaian ini ditunjang banyak faktor. Di awal tahapan KPU Kabupaten Pemalang melakukan penelitian secara khusus tentang penyebab rendahnya partisipasi/angka golput yang berlangsung dari pilkada ke 0ilkada dan Pemilu,” katanya.
Lalu, penelitian yang melibatkan lembaga profesional ini (Navigator) berlangsung pada Desember 2019. Temuan-temuan dari riset ini kemudian dijadikan formula untuk merancang serta menentukan target sosialisasi pendidikan pemilih di Pilkada 2020.
Sementara itu, menurut Agus, kontestasi tiga pasangan calon di Pilkada 2020 pun tidak boleh diabaikan. Di lapangan mereka total menggaet pemilih untuk datang ke TPS. Hal itu membuat banyak warga berduyun-duyun hadir ke TPS menggunakan hak pilih.
“Agar semua orang kenal dengan semua pasangan calon KPU menyelenggarakan Debat Publik Calon Bupati secara langsung melalui tv nasional, radio, dan media sosial (Youtube). Sebagai gambaran hingga hari ini acara Debat Publik tersebut sudah ditonton sebanyak 128.000 kali (akun Kompas Tv 118.000) sedangkan akun KPU Pemalang 10.000 kali,” katanya.
KPU Kabupaten Pemalang melalui jajaran penyelenggara Pilkada tingkat desa (PPS) juga melakukan sosialisasi menggunakan mobil keliling. Ini dilakukan secara serentak di 222 desa/kelurahan. PPS bahkan berinisiatif woro-woro soal hari coblosan melalu masjid dan musala untuk mengajak warga datang ke TPS.
“Tapi, capaian 69,10% belumlah final. Ke depan, di pemilu maupun pilkada, KPU Kabupaten Pemalang harus terus melakukan inovasi terkait sosialisasi pendidikan pemilih. Ingat, kabupaten ini masih menyisakan pekerjaan rumah berupa 30% lebih warga yang tetap langganan golput. Jumlah tersebut masih sangat besar karena setara dengan 331.805 orang,” katanya.
Agus berharap nantinya KPU bisa mendesain teknis coblosan baru. Misalnya memperbolehkan para perantau bisa mencoblos melalui pos atau pun online. Jika itu dilakukan nantinya ribuan perantau asal Pemalang yang ada di Jakarta, luar negeri, laut, kuliah, pesantren, dan lain-lain tetap bisa nyoblos tanpa harus pulang ke kampung halaman. Jumlah mereka 100.000-200.000 orang.