JATENG, Mediakita.co,- Upaya vaksinasi Covid-19 merupakan langkah untuk memperkuat tenaga kesehatan. Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah Edy Wuryanto mengungkapkan, ikhtiar tersebut sangat dibutuhkan oleh para tenaga kesehatan.
Ia mengatakan, vaksinasi terhadap tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Apalagi, pemerintah melakukan standar prosedur ketat sebelum melakukan vaksinasi.
“Secara umum nakes (tenaga kesehatan) butuh vaksin. Karena sudah banyak yang berguguran. Teori vaksin sudah tahu lah ya, tentu ada efek samping dan keluhan ringan. Tetapi skrining yang dilakukan oleh pemerintah sebelum vaksin sangat detail dan lengkap, untuk mengurangi efek negatif pada vaksin,” urainya, seusai mengikuti vaksinasi Covid-19 bersama Gubernur dan Wakil Gubernur serta Forkopimda Jateng, Kamis (14/1/2021).
Edy menambahkan, dukungan tenaga kesehatan (perawat) untuk penanggulangan Covid-19 masih mencukupi. Menurut datanya, ada sekitar 70.000 orang perawat, sebanyak 44.000 orang di antaranya aktif.
“Ada sekitar 70 ribu (orang) perawat, yang mungkin belum bekerja 26 ribu (orang), dan kita siapkan untuk tambahan di Tugurejo dan tempat-tempat lainnya,” ungkapnya.
Menurut anggota Komisi IX DPR RI ini, untuk kebutuhan perawat di Jateng masih sangat aman. Apalagi dengan kebijakan Menteri Kesehatan RI, yang membolehkan perawat belum memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat untuk bekerja.
“Kita bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk merekrut, melatih menyiapkan mereka, sehingga kebutuhan perawat untuk isi kekosongan teman-teman yang kelelahan dan positif, itu terpenuhi, aman. Bahkan Menteri Kesehatan untuk yang belum punya STR diizinkan dulu, karena ini situasinya emergency,” urainya.
Perlu diketahui, pada tahap pertama vaksinasi, Jateng telah mendistribusikan sebanyak 56.860 dosis vaksin. Rinciannya, Kota Semarang sebanyak 38.240 dosis vaksin untuk 18.752 tenaga kesehatan, Kabupaten Semarang 8.000 dosis vaksin untuk 3. 987 orang tenaga kesehatan. Sedangkan, Kota Surakarta sementara menerima 10.620 dosis untuk 10.609 orang tenaga kesehatan.
Sementara itu, Direktur RSUD Adhyatma Tugurejo Haryadi Ibnu Junaedi, menyebut sebanyak 1.200 orang tenaga kesehatan di tempat itu, telah mendaftar untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Namun demikian, hingga saat ini baru dikirim 400 dosis vaksin.
Setelah dimulai dengan vaksinasi kepala daerah dan forkopimda, akan disusul oleh gelombang petugas kesehatan.
“Kami dikirimi 400 (dosis), sudah disiapkan dan akan bertahap (ditambah). Yang sudah daftar di RSUD Tugurejo ada 1.200 (orang), nanti akan diskrining, yang punya komorbid akan dikeluarkan, ada 16 kriteria,” ucapnya.
Dicecar 16 Pertanyaan
Sementara itu, menjadi yang pertama, Ganjar Pranowo datang ke RSUD Adhyatma Tugurejo, pada pukul 07.30. Sesudah menunggu giliran, ia mendatangi empat meja untuk melakukan pendaftaran, periksa tekanan darah dan suhu. Kemudian dicecar 16 pertanyaan seputar kondisi kesehatannya, sebelum disuntik vaksin oleh dokter penyakit dalam Zulfahmi.
Pertanyaan yang diajukan, seputar riwayat kesehatan pribadi dan apakah ia pernah bersinggungan dengan penderita Covid-19. Seperti apakah pernah menderita penyakit auto imun, pernah menderita penyakit jantung, diabetes, riwayat sakit paru, rematik, kanker dan sebagainya.
Pada sesi pertanyaan itu, Ganjar menjawab tidak pernah memiliki riwayat penyakit-penyakit tersebut.
“Tidak, gula tidak,” ujar Ganjar singkat.
Setelah menyelesaikan proses vaksinasi, Ganjar kemudian disuruh menunggu selama 30 menit, sembari menunggu reaksi tubuh. Kemudian, ia mendapatkan penyuluhan dan buku bukti imunisasi. Berbekal bukti tersebut, pada 14 hari lagi, Ganjar akan menjalani suntik vaksin Covid-19 untuk kali kedua.
“Yang dirasakan setelah 30 menit istirahat, lapar. Ternyata belum makan. Tidak ada rasa apa-apa, reaksi tidak ada. Semua sudah disiapkan dan diukur apakah ada keluhan, tensi sudah dicek dengan SOP ketat. Maka, masyarakat tak perlu takut dan ragu. Kehalalan dan keamanannya sudah diuji,” ujar Ganjar kepada pewarta, setelah divaksin.
Hal serupa diungkapkan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen. Menurutnya, upaya vaksin adalah bagian dari ikhtiar memerangi penyakit.
“Khawatir, apa yang perlu dikhawatirkan? Ini bentuk dari ikhtiar kita. Ini (wabah Covid-19) bukan hanya satu negara tapi di beberapa negara. Harapannya setelah divaksin, tingkat penularan landai dan ekonomi berjalan lagi,” ungkapnya.
Pada vaksinasi perdana di Jateng itu, juga diikuti oleh jajaran Forkopimda. Tampak Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen Bakti Agus Fajari, Kapolda Irjen Ahmad Lutfhi, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Edy Wuryanto dan Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman. Selain itu, nampak perwakilan dari Kajati Jateng, Kanwil Kemenag Jateng dan perwakilan dari tokoh Agama Islam dan Katholik.