ajibpol
POLITIK

Anies Dapat Dukungan Penuh dari Jusuf Kalla, Denny : Karena Anies Gampang Diatur

JAKARTA, mediakita.co- Pegiat sosial dan politik Denny Siregar menilai alasan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memilih memberi dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta dalam pada Pilpres 2024 karena Anies Baswedan gampang diatur.

Denny menyebut, diluar Anies, hal itu tidak akan ditemukan JK pada sejumlah nama yang kini sudah mengemuka sebagai calon presiden 2024. Untuk itu maka Anies menjadi harapan satu-satunya bagi JK dalam Pilpres 2024.

“Jagoan pak JK sekarang memang cuman Anies, ga ada lagi yang lain. Karena Anies gampang diatur,” kata Denny Siregar, di Twitter miliknya, Rabu (4/11/2021).

Denny menyebut, keinginan JK untuk “bisa” mengatur pernah dilakukan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, hal itu tidak terwujud lantaran Jokowi memiliki kepiawian untuk menghindar.

“Dulu pengennya ngatur Jokowi, tapi ternyata pakde jauh lebih lihai menghindar,” tambah Deny.

Selain itu, Denny juga menilai perhelatan politik dalam beberapa tahun ini masih diwarnai oleh pertarungan kepentingan generasi JK, Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh.

Baca Juga :  Di Rakernas PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo Ditugasi Baca Rekomendasi 

Meski begitu, Ketua Umum Partai Nasdem masih belum menunjukan sikap politiknya. Sejauh ini, Surya Paloh dinilai cenderung masih lebih melihat perkembangan politik yang terjadi.

“Ini pertarungan orang tua-tua, Mega dan JK. SP masih liat-liat situasi,” tambahnya.

Pernyataan Denny ini disampaikan menanggapi Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari disebuah media yang mengatakan bahwa mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla  bakal mendukung Gubernur Anies Baswedan maju sebagai capres pada Pilpres 2024.

Dalam pernyataannya itu, Qodari bahkan menilai JK akan menjadi tokoh utama yang menentukan bagi Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

Secara menarik, dalam utasan salah satu komentar pengguna Twitter, akun A. B. Mamonto,  menanggapi dukungan JK ke Anies dengan dingin. Dia menyebut, kegagalan JK di pilkada Makasar dapat menjadi rujukan bahwa jaringan luas dan segala sesuatunya yang dimiliki JK tak sepenuhnya bisa memenangkan agenda politiknya.

“Yah itu sebuah pendapat, namun kenyataan yang terjadi di pilkada makassar, 2 kali calon yg “dekat” dengan JK kalah… Kalo dibilang punya jaringan luas, bla bla bla, silahkan saja namun sekali lagi sdh pernah JK tdk “berdaya” untuk memenangkan “orang” nya,” kata @MamontoBachtiar, dalam komentarnya.

Baca Juga :  SILPA Pemalang Naik, Ada Apa?

 

 

Artikel Lainnya