“Secara hukum patut diduga FZ bisa dianggap melakukan supporting gerakan teroris,” tegasnya.
Tak hanya itu, Arief menilai Fadli Zon yang tak lain kolega di Partai Gerindra itu telah mencoreng nama baik partai dan Ketua Umum Prabowo Subianto. Menyusul beredarnya foto Fadli bersama terduga terorisme Angga Dimas di media sosial.
“Buktinya ada, loh, itu nyebar di medsos. Ini gawat dan membahayakan keselamatan Partai Gerindra,” kata Arief kepada jpnn.com, Kamis (17/3).
Arief menilai, apa yang dikaitkan kepada Fadli dengan gerakan terorisme itu telah mencoreng nama baik Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto. Terutama terkait dengan Prabowo yang semasa aktif di TNI memiliki spesialisasi antiteror, bahkan mendirikan Gultor 81, satuan antiteror pertama di Indonesia.
“Prabowo itu terkenal sebagai mantan pasukan Gultor 81 saat masih di militer,” jelas Arief.
Seperti diketahui, Fadli Zon dihebohkan media karena dikaitkan dengan teroris. Menyusul beredarnya foto Fadli nampak sedang menyerahkan bantuan kepada seseorang yang belakangan ditangkap Densus 88.
Diketahui, Fadli menyerahkan bantuan 20 dolar pada 29 mei 2015. Foto tersebut diunggah ulang oleh pegiat media sosial Eko Kuntadi.
Menurut Eko, penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) adalah dokter Sunardi yang beberapa waktu lalu ditembak Densus 88, karena melawan saat mau ditangkap.
“Lembaga ini adalah jaringan teroris yang banyak mengirim gerombolan ke Syuriah,” tulis Eko Kuntadi dalam akun Twitter pribadinya @_ekokuntadhi, Selaasa (14/03/2021).
“Di sebelah Fadli adalah Angga Dimas. Dia sudah ditangkap Densus 88 karena keterkibatannya dalam jaringan teroris. Termasuk aktifitasnya dalam Hilal Ahmar Society Indonesia,” jelas Eko, pada hari berikutnya
Fakta Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI)
Dalam foto tersebut, memang tidak ada penulisan HASI. Tapi yang foto tersebut diunggah akun HASI dengan caption ucapan terima kasih kepada Fadli.
Sesaat setelahnya, Fadli juga membalas unggahan dan ucapan terima kasih dengan doa bagi HASI pada Mei 2015.
“Lembaga ini (HASI-red) adalah jaringan teroris yang banyak mengirim gerombolan ke Syuriah,” tulis Eko Kuntadi dalam akun Twitter pribadinya @_ekokuntadhi, Selaasa (14/03/2021).
Ditambahkan Eko, menurut informasi Hilal Ahmar dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh PBB pada Maret 2015. Sementara Fadli Zon menyumbang Hilal Ahnar pada Mei 2015.
“Sebagai Wakil Ketua DPR, gak mungkin Fadli gak tahu informasi itu. Jd, Fadli memang sengaja mendanai gerakan teroris,” ungkap Eko.
Bagi Eko segenap fakta itu menunjukan adanya keterkaitan Fadli dengan HASI.
Hilal Ahmar Society penanggung jawabnya adalah dokter yang kemarin ditembak Densus 88, karena melawan saat mau ditangkap.
Lembaga ini adalah jaringan teroris yang banyak mengirim gerombolan ke Syuriah. pic.twitter.com/V9DabwMQac
— Eko Kuntadhi (@_ekokuntadhi) March 14, 2022
Tanggapan Fadli Zon
Terpisah, menanggapi tudingan tersebut, Fadli Zon menyatakan bahwa pengaitan dirinya dengan terorisme adalah fitnah. Foto yang beredar merupakan foto lama pada 2015.
Menurutnya, sebagai Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (2014-2019), ia setiap hari menerima berbagai delegasi hingga puluhan orang.
Fadli berkilah bahwa delegasi masyarakat mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call.
“Sebagai wakil rakyat, saya selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya. Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI,” kata Fadli Zon dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (16/3/2022).