Benarkah Ada Lingga Purba ‘Alat Kelamin Bima’ di Purbalingga?

PURBALINGGA, mediakita.co – Senin, (14/9/2020). Purbalingga, nama salah satu kabupaten di Jawa Tengah ini terbilang unik. Purba dan lingga, purba menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna dahulu (tentang zaman yang ribuan atau jutaan tahun yang lalu) adapun lingga memiliki arti 1). Batu berbentuk tiang sebagai tugu peringatan dan sebagainya, 2). Tanda kelaki-lakian Dewa Siwa, berbentuk tiang, melambangkan kesuburan. Benarkah ada suatu lingga yang purba (kuno) di Purbalingga?

Salah satu batu lingga yang terbilang purba (singkatnya: kuna – Red) di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah disebutkan dalam buku berjudul Bunga Rampai Warisan Leluhur: Candi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun 2002 adalah Situs Lingga Yoni Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon. Lalu apakah kekhususannya?

Dalam buku karya F.X. Sardjono yang diterbitkan oleh Yasatri (Yayasan Saworo Tino Triatmo) Yogyakarta, MamaConga (Mantan Mahasiswa Complex Ngasem), dan Masyarakat Pecinta Warisan Medang (Medang Heritage Society) ini situs itu dikategorikan khusus karena merupakan peninggalan Mataram Kuna. Buku ini memberi gambaran banyak candi dan warisan sejarah kerajaan Jawa di Jawa Tengah yang beberapa merupakan warisan Kerajaan Medang yang juga dikenal Kerajaan Medang ing Bhumi Mataram atau Mataram Kuna (Hindu) era Prabu Sanjaya.

Situs Lingga Yoni Kedungbenda berada di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga. Benda-benda peninggalan kuna tersebut awalnya dikelilingi tembok rendah dan berada di dalam halaman berpagar.

Sebuah yoni setengah terbenam dalam tanah, sebuah lingga bergaris tengah sekitar 20 cm, lingga patok dengan garis tengah 20 cm dan sebuah lingga besar berbentuk phallus (alat kelamin lelaki). Adapun bagian atas ukuran yoni 72 cm x 75 cm. Lingga besar atau phallus oleh penduduk setempat disebut dengan istilah ‘alat kelamin Bima’, F.X. Sardjono: 2002). Konon merupakan perlambang (penanda) kesuburan.

Bacaan Lainnya

Disebutkan hanya di daerah Purbalingga itulah terdapat lingga besar berbentuk phallus secara naturalis yang diketahui sebagai peninggalan Mataram Kuna. Lingga berbentuk phallus lain di Jawa Tengah sebagaimana di Candi Sukuh dan Candi Ceto diketahui merupakan peninggalan zaman Majapahit. Penasaran untuk melihatnya?

Kedungbenda sendiri menurut tutur lisan yang ada di masyarakat disana dianggap ‘kedung’ atau bisa diartikan tempat keberadaan dari benda-benda purbakala. Tahun 2009 di Purbalingga juga ditemukan menhir berbentuk seperti pocong tidur di Desa Tunjungmuli Kecamatan Karangmoncol.

Menanggapi temuan menhir saat itu, Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak, peneliti utama pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional menyimpulkan bahwa manusia prasejarah telah tinggal di Purbalingga sejak jaman megalitikum. Hal itu diketahui sebagaimana terlihat dari beberapa artefak yang ditelitinya sejak tahun 1981 (tempo.co: 2009).

Sebagaimana disampaikan, Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak, peneliti utama pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, ia pernah menyimpulkan manusia prasejarah telah tinggal di Purbalingga sejak jaman megalitikum. Di Purbalingga dan ‘Cekungan Banyumas’ dulunya adalah wilayah pertama hunian manusia ras Austronesia. Sekitar 3.570 tahun lalu sudah ada pemukiman disana. Pantas ya kalau namanya purba?

PENULIS : Jawi/mediakita.co

Pos terkait