BREBES, mediakita.co – Bupati Brebes, Idza Priyanti mengumpulkan seluruh direktur rumah sakit, baik rumah sakit milik daerah maupun rumah sakit swasta. Para kepala puskesmas dan kepala Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) juga dipanggil di Pendopo Kanjengan Bupati, Selasa (14/9/2021) sore.
Hal ini dikarenakan Data terbaru Inmendagri Nomor 42 Tahun 2021 menyatakan, Kabupaten Brebes masuk ke daerah level 4 pelaksanaan PPKM. Sebelumnya Brebes sudah masuk level 3 dan sudah ada pelonggaran PPKM. Menyikapi hal itu, Bupati Brebes Idza Priyanti memanggil seluruh direktur rumah sakit yang ada di Brebes.
Dalam pemanggilan itu, Bupati Idza meminta para direktur rumah sakit agar sanggup menengentri data Covid-19 setiap hari. Para direktur rumah sakit pun diminta menandatangani surat pernyataan kesanggupan tersebut.
Idza meminta dengan tegas kepada seluruh petugas pengentry data agar benar-benar mengupdate data setiap hari. Sehingga, kejadian delay data seperti saat ini tidak terjadi kembali.
“Data yang ada saat ini belum sinkron. Karena ada data delay yang terlambat dimasukan. Data yang seharusnya bulan Juni, Juli dan Agustus baru dimasukan di bulan September. Mungkin mereka kewalahan atau terlambat, sehingga ini harus segera ditindaklanjuti,” kata Idza Priyanti.
Direktur RSUD Brebes, dr. Rasipin mengungkapkan, memasuki bulan September terjadi penurunan perawatan pasien Covid-19 di RSUD Brebes. Jumlah pasien Covid-19 terus mengalami penurunan sejak bulan Agustus, dan saat ini hanya ada 10 pasien Covid-19 di RSUD Brebes.
“Kasus kematian Covid-19 dalam satu minggu ini ada empat pasien di Kabupaten Brebes. Salah satunya di RSUD Brebes,” kata Rasipin.
Secara nasional, lanjut Rasipin, pada bulan Juni dan Juli lalu banyak tenaga kesehatan yang terkomfirmasi Covid-19, termasuk petugas entri data Covid-19. Sehingga, data yang seharusnya dientri, terjadi keterlambatan karena mereka tengah melakukan isolasi mandiri (isoman). Sedangkan petugas yang lain juga kewalahan menangani pasien Covid-19.
“Entri data sempat sedikit terbengkalai karena tenaga kesehatan fokus pada penanganan pasien. Jadi seolah-olah dalam dua minggu ini terjadi peningkatan kasus. Padahal riilnya, terus terjadi penurunan,” lanjut Rasipin.
Oleh karena itu, lanjut Rasipin, Bupati minta jaminan kesanggupan para direktur rumah sakit untuk mengentri data Covid-19 setiap hari. Meskipun misalnya petugas entri data melakukan isoman, namun entri data harus tetap berjalan. Pihaknya mengakui di bulan Juni dan Juli lalu, para tenaga kesehatan fokus penanganan pasien Covid-19.
“Saat itu kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya, jadi tenaga kesehatan fokus menangani pasien. Baik terkait kekurangan tabung oksigen dan lainnya. Jadi hal hal yang administratif jadi terbengkalai,” tandasnya. (jun/dn)