ajibpol
JAKARTA

CGGS UBK Diskusikan Kudeta Militer Indonesia dalam Perspektif Intelijen

JAKARTA, mediakita.co- Dalam upaya pengembangan kualitas pendidikan tinggi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bung Karno menghadirkan sebuah pusat studi yang berfokus pada isu geopolitik dan global. Center for Geopolitics and Global Studies (CGGS) Universitas Bung Karno menunjuk Harsen Roy Tampomuri sebagai direktur eksekutif yang rencananya pusat studi tersebut akan melakukan grand launching pada bulan Maret 2023.

Dalam persiapan untuk memantapkan kerja-kerja pusat studi, tim CGGS UBK mulai mengadakan diskusi lewat kuliah tamu dengan tema “Kudeta Militer Indonesia: Dalam Perspektif Intelijen” di Kampus FISIP UBK pada Rabu (02/02/2023). Diskusi dihadiri oleh Franky P. Roring selaku Dekan Fisip, Robert Mubarrod selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik dan Harsen Roy Tampomuri selaku dosen ilmu politik yang juga memimpin CGGS UBK serta puluhan mahasiswa dengan penuh antusias.

“Kuliah tamu ini diharapkan dapat memberikan suatu pengetahuan dan pemahaman intelijen sebagai kemampuan mengumpulkan informasi, mengelola informasi, menganalisis dan merekomendasikan keputusan dan aksi kepada pihak yang dianggap berwenang ataupun pengambil kebijakan dan keputusan. Skill yang dimiliki intelijen diharapkan mampu diimplementasikan disemua bidang baik industri, bisnis, dan profesional tidak hanya pada bidang pertahanan dan keamanan,” ungkap Dekan FISIP UBK, Franky Roring.

Franky menambahkan bahwa ada dimensi entrepreneur dalam intelijen yang dibahasakan sebagai intelligentpreneur pada setiap bidang dimana menuntut skill yang tinggi. Baginya, sekalipun tema kuliah tamu terkait kudeta militer dalam perspektif intelijen, apa yang disampaikannya dapat ditemukan dalam elaborasi diskusi yang juga membahas intelijen dalam ragam bidang kehidupan.

Baca Juga :  Bulan Depan Aplikasi Pasar Online Ngelapak Pemalang Siap Diluncurkan

Ketua Program Studi Ilmu Politik Robert Mubarrod juga hadir dan menyampaikan apresiasi serta menyambut dengan antusias diskusi-diskusi yang melibatkan civitas akademika demi pengembangan kualitas pendidikan para mahasiswa.

Selanjutnya Marlon Kansil selaku pembicara utama dengan latar belakang sebagai akademisi disejumlah kampus, konsultan perusahaan yang bergerak dibidang metaverse dan analis dalam bidang keamanan, politik, kebijakan serta intelijen memboboti presentasi materi dengan gagasan yang tajam dan menarik antusias mahasiswa dalam tiga sesi tanya jawab.

“Keilmuan intelijen penting untuk dipelajari. Memahami ancaman, resiko dan peluang di lingkungan hidup masyarakat adalah bagian dari cara kita beradaptasi untuk membuat keputusan penting. Mahasiswa diharapkan dapat menambah ilmu melalui keilmuan intelijen baik secara teori maupun praktis dan diterapkan dalam segala bidang termasuk politik, ekonomi, sosial dan budaya,” pungkasnya.

Marlon menjelaskan juga sejumlah hal dasar dalam kudeta militer serta operasi intelijen seperti metode MICE dengan money, ideology, coercion dan ego. Baginya, kudeta militer di berbagai negara termasuk di Indonesia dapat terjadi jika ada kondisi-kondisi tertentu seperti keluhan organisasi militer, militer yang populer, terpuruknya perekonomian negara, ancaman eksternal, keikutsertaan dalam perang/konflik negara lain, serta kekuatan dari masyarakat sipil.

Diskusi menarik terkait apakah peristiwa G30S PKI sebagai kudeta atau tidak. Menurut Marlon, bisa iya dan bisa juga tidak. Yang pasti harus ada bukti dan data empiris yang mendukung untuk melakukan validasi kebenaran.

Baca Juga :  Jakarta Terburuk Penanganan Pandemi, Ferdinand: Gubernurnya Tak Bisa Kerja, Banyak Omong dan Sibuk Pencitraan

Marlon menambahkan sejumlah rasionalisasi dan argumentasi terkait hal tersebut yang baginya akan menarik untuk diulas lebih dalam pada kesempatan selanjutnya. Baginya, ada juga konteks-konteks baru dalam diskusi terkait kudeta militer dan intelijen yakni perkembangan dunia digital dengan penggunaan artificial intelligence (kecerdasan buatan), augmented reality (penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata) dalam aktivitas militer dan politik.

Direktur CGGS UBK, Harsen Roy Tampomuri ikut memboboti sesi diskusi dengan menyampaikan bahwa pusat studi CGGS UBK diharapkan dapat menambah semarak akademik di kampus penyambung lidah rakyat UBK. Isu geopolitik dan global dipilih menjadi fokus melihat urgensinya kini yang mempengaruhi berbagai lini kehidupan.

Begitu juga dengan gagasan bapak bangsa Bung Karno yang pemikiran geopolitiknya memiliki pirit kepemimpinan Indonesia bagi dunia yang masih tetap relevan hingga kini dalam peta geopolitik kontemporer.

“Kudeta militer di Indonesia dalam perspektif intelijen merupakan bagian dari materi-materi perkuliahan yang saya ampu pada mata kuliah militer dan politik serta geopolitik geostrategi. Diharapkan para peserta bisa mendapatkan sebanyak-banyaknya manfaat yang dapat dijadikan bekal dalam dunia kerja nanti baik disektor publik maupun sektor swasta yang membutuhkan analisis mendalam pada isu politik keamanan, pertahanan dan intelijen diera revolusi industri 4.0 dan perkembangannya menuju masyarakat 5.0,” ungkap Harsen menambahkan.

Artikel Lainnya