JAKARTA, mediakita.co – Polda Metro Jaya menyiapkan pengamanan demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja yang akan digelar massa Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI, yang salah satunya terdiri dari PA 212, besok. Polisi mengimbau agar massa tidak terprovokasi dan tidak ditunggangi oleh kepentingan lain.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino menyatakan bahwa tidak etis jika ada sekolompok orang ingin menunggangi aksi mahasiswa terkait Omnibus Law yang tujuannya memang ingin menggugat sejumlah pasal-pasal kontroversial yang merugikan rakyat dalam Undang-Undang Cipta Kerja.
“Saya kira tidak etis. Aksi mahasiswa memang berangkat dari kajian atas pasal-pasal yang kontroversial yang menurut kami berdampak besar bagi rakyat dan Negara. Jadi jangan coba tunggangi dengan isu lain seperti Komunisme atau penggulingan pemerintahan yang sah”, tutur Arjuna
Arjuna juga menyampaikan bahwa organisasi melakukan aksi berdasarkan kajian atas pasal-pasal yang menurut kami tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Bung Karno yang memihak kepada rakyat kecil. Untuk itu, dirinya menghimbau kepada seluruh DPC/DPD GMNI se-Indonesia agar fokus pada penyampaian pasal-pasal yang merugikan rakyat kecil, tidak terbawa arus aksi yang keluar dari tujuan aksi mahasiswa sesungguhnya.
“Kami menyoroti sejumlah pasal yang merugikan rakyat kecil, masyakarat yang terpinggirkan dan kebaikan bangsa. Jadi ini yang harus kita jadikan pegangan. Karena organisasi ini (GMNI) memiliki azaz perjuangan. Tidak boleh hanya ikut-ikutan atau hanyut oleh arus yang kontraproduktif”, tambah Arjuna
Sekretaris Jenderal DPP GMNI M. Ageng Dendy Setiawan juga menghimbau kepada seluruh kader GMNI untuk mawas diri ditengah tahun politik menuju Pilkada 2020 banyak parpol yang kemudian mencoba mencari simpati publik, salah satunya dengan isu populis menolak Omnibus Law. Untuk itu, semua kader GMNI agar fokus menyoroti isu-isu berdasarkan kajian yang sudah dilakukan.
“Kami menghimbau kepada seluruh kader agar fokus pada isu-isu berdasarkan kajian yang sudah dilakukan. Kita harus bisa memilah dan kritis terhadap isu-isu yang bertebaran. Jangan hanya rame-rame saja”, tutup Dendy.
Penulis : Redaksi