Salatiga, Mediakita.co – Berbagai masalah intoleransi yang muncul di sejumlah daerah di Indonesia, menjadi perhatian khusus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie saat menyampaikan orasinya dalam acara “Safari Toleransi PSI”, di Gedung Pertemuan Daerah (GPD) Kota Salatiga, Kamis (04/03).
Grace mencontohkan kasus yang masih segar membekap Slamet di Bantul yang tidak diterima di daerah tempat tinggalnya hanya karena berbeda agama dengan masyarakat sekitar. Ada juga orang yang meninggal, namun dilarang menggunakan tanda salib saat akan dimakamkan. Kadang korban jiwa terjadi, karena perbedaan-perbedaan yang terjadi di masyarakat.
Grace mempertanyakan kekuatan-kekuatan politik di negeri ini yang tidak melakukan tindakan nyata untuk menghentikan intoleransi yang terjadi. “Adakah partai politik yang protes terhadap kasus Pak Slamet? Tidak ada!,” Ucap Grace di hadapan ratusan massa yang memenuhi GPD.
Ketakutan Parpol untuk menyuarakan masalah intoleransi yang terjadi di negeri ini menurut Grace dikarenakan Parpol takut dijauhi pemilih. Namun bagi Grace, tidak ada artinya Parpol yang menang pemilu atau yang telah mendapat kursi di DPR namun alpa dalam menyuarakan hak dasar warga Negaranya.
PSI, menurut Grace, sangat berkomitmen dalam menjaga keutuhan NKRI dan kebinekaan Indonesia. Tidak ada Indonesia tanpa kebinekaan, sehingga untuk menjaga Indonesia, Grace mengajak massa yang hadir untuk ikut mendukung PSI dan memberikan suaranya pada tanggal 17 April nanti, untuk PSI.
Penulis: Saam Fredy Marpaung (Mediakita.co)
