Ini Penyebab Pemalang Jadi Miskin Ekstrem

PEMALANG, mediakita.co- Kabupaten Pemalang menyandang status kemiskinan ekstrem. Predikat ini (kemiskinan ekstrem) diperoleh sejak tahun 2022 yang lalu, Rabu (1/2/20223).

Musabab kemiskinan ekstrem, ternyata dipengaruhi beberapa aspek.

Penggolongan masyarakat dilabeli miskin ekstrem dilihat dari sisi pengeluaran harian. Jika pengeluaran rata-rata dibawah 12 ribu rupiah, maka digolongkan sebagai masyarakat yang miskin ekstrem.

Pada tahun 2022, angka kemiskinan telah berkurang. Saat ini, total warga Kabupaten Pemalang yang hidup dalam belenggu kemiskinan sebanyak 195 ribu warga.

Kemiskinan ekstrem berdasarkan hasil verifikasi dan validasi (verval), di Kabupaten Pemalang, terdapat 25 desa yang menyandang status desa miskin ekstrem.

Bacaan Lainnya

Sedangkan indikator-indikator verval sendiri, ada 6 macam. Diantaranya, warga yang tidak memiliki jamban, tidak mendapat akses air bersih, tidak tersambung pada jaringan listrik, tempat tinggal yang tidak layak, terdapat anggota keluarga yang kerdil (stunting) dan anak-anaknya ada yang tidak sekolah.

Dari indikator tersebut, Kabupaten Pemalang memiliki beragam masalah.

Masih ada 3.031 warga yang belum memiliki jamban, sedangkan untuk air bersih, sebanyak 3.797 warga belum terjamah aliran air bersih.

Untuk warga yang belum terpasang listrik dirumahnya hanya 16 rumah. Berbanding terbalik, masih ada seribuan rumah yang tidak layak huni, dengan total 1.767.

Kemudian, jumlah pengidap stunting di Kabupaten Pemalang, mencapai 6.426 kasus. Anak-anak yang tidak sekolah, yaitu ada 2.878 anak.

Upaya Pemerintah Kabupaten Pemalang

Dalam mengatasi permasalahan, sejumlah upaya telah dilakukan. Seperti yang dilakukan dinas kesehatan, guna mencegah stunting.

“Untuk pencegahan stunting, kami membuat beberapa program. Salah satunya adalah PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi bayi dan balita, agar terhindar dari stunting,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Yulies Nuraya.

Dalam penanganan anak tidak sekolah, Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Pemalang, membuat program ‘Njuh Sekolah Maning.’

“Penangangan ATS (Anak Tidak Sekolah), sejak tahun lalu dilakukan lewat program ‘Njuh Sekolah Maning.’ Program ini adalah untuk mengembalikan anak kembali ke bangku sekolah, baik sekolah formal maupun PKBM,” ujar Sujarwo, Kepala Bappeda Pemalang.

Intervensi pemimpin juga sudah dilakukan. Saat ini, Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat, telah memerintahkan para camat agar melakukan supervisi.

“Sesuai arahan dari gubernur, kami telah perintahkan camat-camat untuk berlaku sebagai super visor (pengawas). Supaya desa melakukan upaya untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem,” ucapnya.

Pihaknya pun optimistis kemiskinan ekstrem di daerah bermotto ‘ikhlas’ ini akan punah seiring dengan masifnya penanganan yang dilakukan.

“Sesuai target, insya allah 2024 kemiskinan ekstrem hilang dari sini (Kabupaten Pemalang). Kita optimis, karena penanganannya secara ‘keroyokan’ oleh semua pihak,’ jelas Plt Bupati Pemalang.

 

Oleh: Arief Syaefudin

Pos terkait