PEMALANG, mediakita.co – Aktifitas pekerjaan pembangunan jalan tol Pemalang-Batang di Wilayah Pemalang, mulai disoal warga. Pasalnya, lalu-lalang truk pengangkut bahan material tanah dari koari (tempat penambangan) ke lokasi proyek yang bermuatan tinggi cenderung ugal-ugalan.
Tak hanya itu, dampak dari bahan material yang jatuh ke jalan, selain timbulkan dampak licin juga menyebabkan gangguan pernafasan. Sebut saja misalnya keluhan warga antara Desa Suru, Desa Pedagung, Kecamatan Bantarbolang. Disini, masyarakat mulai merasakan dampak adanya gangguan pernafasan.
Salah seorang warga Desa Suru, Ahmad (26), menyebut dampak banyaknya debu yang diakibatkan dari truk pengangkut tanah galian ini sudah cukup meresahkan. ” Sudah sangat menggangu pernafasan maupun perih mata mas,” ungkapnya pada mediakita.co.
Selain itu, kata Ahmad, kerap kali pengendara truk angkut tanah galian ini membahayakan pengguna jalan lainnya. ” Bukan hanya mengakibatkan macet, tapi sopirnya yang ugal-ugalan itu juga sangat meresahkan,” ujarnya.
Keluhan serupa disampaikan oleh Yahya (56), warga setempat yang mengeluhkan kondisi jalan jadi licin. ” Jalan kalu hujan licin sekali. Akibat jatuhan tanah dari truk-truk itu. Dan ini sangat berbahaya bagi warga yang menggunakan jalan dengan sepeda dan sepeda motor,” keluhnya.
Sebelumnya, keluhan yang sama di sampaikan warga melalui media sosial kepada Bupati Pemalang. Dalam cuitannya pada tanggal 18 November 2016 lalau, @Setiawan_danto berkicau ” @pakjunaedi mohon bapak infokan kepada supplier kuari pembangunan jalan tol yg melintas di desa sewaka dpt bertanggung jwb akan kebersihan jalan”.
Melalui akun twetternya, Bupati Pemalang @pakjunaedi memberi tanggapan, ” Yth. kapro pembangunan jalan tol yg ada di wilayah pemalang, untuk bisa menjaga kondusifitas pml yg ada. Anda wajib bersinergi dg masy,” pintanya.
Redaksi : mediakita.co