PEMALANG, mediakita.co- Era kolonial Belanda meninggalkan sebuah kerusakan alam Kabupaten Pemalang, Kamis (12/6/2025).
Baru-baru ini sebuah penelitian dari dosen Universitas Islam Negeri Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, mengungkap fakta jika kondisi alam Pemalang rusak di masa penjajahan Belanda dalam rentang tahun 1870 hingga 1942.
Kerusakan terjadi karena adanya penerapan cultuurstelsel atau yang biasa dikenal dengan tanam paksa.
Tanam Paksa akhirnya membuat hutan jadi gundul sekaligus mencemarkan sungai efek dari limbah pengolahan industri gula.
“Petani dipaksa menanam komoditas ekspor seperti tebu dan kopi, menggantikan padi yang biasa mereka konsumsi sendiri. Hal ini memicu kelaparan di banyak wilayah,” ujar Ilham Nur Utomo, Peneliti dari UIN Saizu Purwokerto.
Penggundulan hutan juga berimbas pada banjir tahun 1900an.
Selain bencana alam, eksploitasi berlebih itu memicu wabah penyakit.
Saat itu, muncul disentri dan malaria. Peneliti melihat kedua penyakit itu ada karena polusi udara dan air.
Tidak hanya kerusakan alam, era kolonial di Pemalang membuat masyarakat miskin dan tidak punya akses kesehatan yang memadai.
Terakhir peneliti menyimpulkan kolonialisme hanya akan menyuburkan praktik kapitalisme.
“Ini cerminan kapitalisme kolonial. Ada industrialisasi, tapi dengan eksploitasi tenaga kerja secara brutal,” pungkasnya.
Oleh: Arief Syaefudin