Mediakita.co – Memasuki hari ke 28 bulan puasa, atau H-2 menuju Lebaran 1438 Hijriyah yang jatuh pada Minggu – Senin (25-26 Juni), ribuan warga mendatangi Pasar Pagi untuk berbelanja.
Sebagaimana tahun tahun sebelumnya, ribuan orang asal Pemalang maupun daerah tetangga seperti Warurejo Kabupaten Tegal, sejak pagi buta sudah berdatangan di pasar tradisional terbesar di Kabupaten Pemalang tersebut.
Tujuan mereka tentu bisa ditebak. Yakni, membeli barang baik berupa bahan pokok pangan maupun pakaian dan perabotan yang memang dibutuhkan. Pendek kata mereka mendatangi pasar yang berada di wilayah ‘teritorial’ Kelurahan Mulyoharjo itu untuk memenuhi kebutuhan menghadapi Idul Fitri.
Dengan membanjirnya pengunjung mengakibatkan berjejalnya orang di setiap sudut di pasar tradisional itu.
Apalagi pihak pengelola pasar tidak ingin kehilangan ‘momentum’ untuk mengais retribusi. Maka setiap areal kosong dikomersialkan pula dengan kutipan uang sewa tempat. Ada ribuan pedagang tiban mengadu nasib disitu. Berjualan pakaian atau produk konveksi, aneka penganan instan kemasan, bermacam peralatan produk teknologi tepat guna, hasil kerajinan tangan maupun pabrikan, aneka buah-buahan dari lokal hingga import, dan seabrek jenis produk lain yang mereka jajakan.
Para pedagang tiban sebagian menempati areal depan pintu gerbang pasar. Lahan yang biasanya menjadi tempat parkir dan mangkal tukang becak itu setidaknya sejak sepekan silam telah berubah menjadi deretan puluhan kios busana. Hanya disisakan dua lontrong untuk keluar masuk pejalan kaki.
Areal berikutnya adalah los pedagang lama dengan dagangan seperti topi, kacamata, kaos kaki, masker, ikat kepala, aksesories, sandal, kaos tangan dan jenis produk lainnya. Areal kosong di depan deretan kios yang ada sejak beberapa hari lalu telah disulap menjadi areal parkir yang selalu penuh dengan sepeda motor.
Areal aprkir ‘tiban’ juga nyaris mengitari kompleks pasar. Sebelumnya memang sudah digunakan untuk parkir kendaraan. Namun kegiatan penyedia jasa parkir menjadi kian intensif mendekati Lebaran. Seharinya dipastikan ribuan sepeda motor terparkir di sejumlah tempat yang telah terkelola.
Meski masih dua hari kedepan Lebaran tiba, namun Pasar Pagi tak rehat sedetikpun. Kesibukan para pedagang dan pembelinya menjadi satu dinamika yang khas sebuah pasar tradisional. Masih ada tawar menawar, masih ada keleluasaan memilih barang yang dibutuhkan.
Memasuki H-2 ternyata juga memberi warna tersendiri di jalan raya. Di ruas jalan Jend Sudirman, kepadatan kendaraan semakin terlihat ketika hari bergeser menuju siang. Ratusan mobil pemudik berada di jalur sisi utara ruas jalan dari arah barat ke arah timur. Di jalur sisi selatan ruas jalan protokol Pemalang itu bergerak perlahan puluhan kendaraan roda dua maupun mobil kearah barat.
Di jalur sisi utara kemacetan nyaris tidak terhindarkan setiap saat. Ketika iring-iringan mobil sampai di pertigaan Compo dekat Jogya Mall, terpaksa harus beringsut pelan. Pasalnya harus menunggu giliran kendaraan dari arah Jalan Pemuda yang akan membelok kearah timur, meski kendaraan dari arah barat di tempat ini diperbolehkan terus melaju kearah timur.
Lambatnya laju mobil yang akan membelok ke Jogya Mall juga ikut andil menghambat laju kendaraan lainnya. Kondisi serupa terjadi di ruas jalan depan kompleks Pasar Pagi. Laju ratusan kendaraan dari arah barat kerap terhambat mobil dari arah yang sama yang ternyata membelok kearah kiri memasuki kompleks pasar.
Kemacetan memang sudah mulai terasa pada H-2 hari ini, Jumat (23/6). Akan tetapi kendati demikian kegiatan warga di pasar berjalan lancar dan aman. Ratusan mobil yang melintas di ruas jalan Jend Sudirman pun tetap berlalu meski sempat terhambat beberapa saat.
Ikhrom