NASIONAL, Mediakita.co- Komisaris Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, yang selama ini menjadi Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri, telah disetujui oleh DPR-RI untuk menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Ia akan menggantikan Jenderal Idham Azis yang mulai pensiun awal bulan depan.
Sebagai calon tunggal yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo, Komjen Listyo Sigit merupakan calon termuda di antara 5 jenderal polisi lainnya.
Komjen Listyo Sigit Di Mata PB PMII
Muhammad Rafsanjani selaku Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan juga Ketua Kelas Inklusif, saat dihubungi mediakita.co menyampaikan bahwa ada dua poin yang menjadi tolak ukur kenapa Presiden memilih Listyo Sigit, yang pertama faktor usia. Melihat usia Komjen yang masih berada di kepala lima, Rafsanjani memprediksi bahwa Listyo Sigit Prabowo dipilih untuk menjabat dalam kurun waktu yang lama.
“Usia Komjen Listyo yang masih 51 tahun, sedangkan masa pensiun kepolisian adalah 58 tahun,” jelasnya, Kamis (21/01/2021)
Lebih lanjut, Rafsanjani menyampaikan, “Rasa kenyamanan dan kepercayaan dari Presiden. Sebelumnya pernah juga terjadi ketika Presiden Jokowi menunjuk Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI, hubungan mereka juga sudah terjalin lama sejak Marsekal Hadi menjabat Komandan Lanud Adi Soemarmo, Solo,” jelasnya.
Di luar faktor tersebut, pengangkatan Komjen Listyo Sigit menurut Rafsanjani, karena Presiden Jokowi membutuhkan back-up yang kuat dan solid, serta kepemimpinan berani serta loyal menuju Pilpres 2024 mendatang.
“Nampaknya Presiden Jokowi butuh back-up yang kuat dan solid, kepemimpinan berani, serta loyal untuk membantu kelancaran agenda-agenda pemerintah dan mengamankan situasi menuju Pilpres 2024.”
Gerak Cepat
Rafsanjani sendiri selaku Ketua Kelas Inklusi menambahkan, bahwa melalui sosok Komjen Listyo akan muncul gebrakan besar yang akan diungkap oleh kepolisian.
“Sekedar mengingatkan, ketika diawal menjabat sebagai Kabareskrim, Komjen Listyo langsung bergerak cepat dan berhasil menyelesaikan sisa pekerjaan para pendahulunya. Bukti tipikal pemimpin pemecah kebuntuan,” ungkapnya menutup perbincangan.
Penulis : Fakhriyah
Editor : Haris Shantanu
