BANDUNG, Mediakita.co,- International Cooperative Alliance (ICA) bersama Universitas Koperasi Indonesia (IKOPIN University) menyelenggarakan Konferensi Riset Asia-Pasifik ICA ke-16, 15-17 Desember 2022, di Kampus IKOPIN University dan Hotel Savoy Bandung. Tema pada Konferensi kali ini “Rebuilding A Resilient Global Society Through Cooperative Identity”.
Konferensi ini mempertemukan akademisi dan peneliti koperasi di kawasan Asia-Pasifik dalam format hibrid. Beberapa delegasi yang hadir secara fisik adalah Malaysia, India, Nepal, Cuba, Turkiye, Vietnam, Australia, Cambodia, Japan, Kenya, Bangladesh, Korea Selatan dan Austria. Selebihnya, 55 peserta dari berbagai negara lain di kawasan ini mengikuti secara daring.
Saat pembukaan, Direktur Regional ICA untuk Asia-Pasific Belu Iyer mengharapkan para ilmuan dan peneliti dapat mengembangkan strategi jitu untuk menarik para pemuda untuk menggeluti koperasi.
Menteri Koperasi dan UMKM RI Teten Masduki memberikan sambutan senada dengan data pendukung adanya minat yang meningkat dari para pemuda di Indonesia untuk berkoperasi.
Sementara itu, Rektor IKOPIN University Dr. H. Burhanuddin Abdullah, M.A., menyampaikan harapan agar di Indonesia juga tumbuh komunitas peneliti dan ilmuan yang fokus pada koperasi.
Wakil Ketua ICA G20 Indonesia Eva Sundari yang juga Direktur Institut Sarinah menekankan perlunya penggerak dan peneliti meningkatkan advokasi mereka ke tingkat kebijakan.
“Koperasi satu-satunya lembaga usaha yang bisa mewujudkan 10 dari 12 target SDGs, tetapi belum bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan perekonomian nasional maupun global. Saatnya mengarusutamakan perspektif koperasi ke dalam pembuatan kebijakan ekonomi nasional maupun global,” kata Eva dalam sambutannya.
Langkah terpenting untuk mengembangkan koperasi di Indonesia adalah dengan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum sekolah mulai TK hingga PT. “Identitas Koperasi harus dikenalkan dan diinternalisasi dengan simulasi dan praktek-praktek. Tanpa koperasi, Keadilan Sosial tidak bisa diwujudkan”, lanjut Eva
Sebagaimana di Indonesia, gerakan koperasi di seluruh dunia menunjukkan keuletan dan ketahanannya dalam menghadapi krisis selama pandemi. Hal ini karena identitas koperasi sendiri menjamin aspek keberlanjutan dalam usaha.
“Konperensi ini merupakan kesempatan bagi gerakan koperasi untuk merenungkan peran dalam berbagai situasi krisis dan tentu saja dalam membangun kembali masyarakat global yang tangguh”, unkap Sekretaris ICA-AP Mohit Dave.
Semua peserta menginap di Hotel Savoy Homan yang bersejarah. “Kami mengharap, api Konperensi Asia-Afrika bisa diteruskan oleh gerakan koperasi berupa pembebasan dari rakyat kecil dari kemiskinan, ketertinggalan, maupun keterasingan dari usaha-usaha mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan,” kata Heira Hardiyanti peneliti Universitas Koperasi yang juga penanggung jawab acara tersebut.