Literasi Digital Tingkatkan Partisipasi Publik Perempuan Dalam Kehidupan Sosial Berbangsa dan Bernegara

NASIONAL, mediakita.co- Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemen Kominfo RI) selenggarakan acara Ngobras (Ngobrol Santai) tentang literasi digital. Acara dengan format “Ngobras” (Ngobrol Santai) bertema “Literasi Digital Meningkatkan Partisipasi Publik Perempuan Dalam Kehidupan Sosial Berbangsa Dan Bernegara.” Diselenggarakan di Auditorium Kolam Renang Paris, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Selasa sore (6/2/2024).

Kegiatan literasi digital ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi publik, khususnya dari kalangan perempuan, dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara.

Hadir sebagai pembicara antara lain, Almuzzammil Yusuf (Anggota Komisi I DPR RI) Nurul Hidayati, Ketua Umum Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI), dan M. Hadi Pranomo, Praktisi Teknologi Informasi. Serta para tokoh agama dan PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Kabupaten Pringsewu untuk memberikan pandangan dari berbagai perspektif.

Dirjen APTIKA Kemen Kominfo RI,  Semuel Abrijani Pengerepan memberikan paparan tentang literasi digital dalam konteks percepatan transformasi digital di Indonesia. Adanya COVID-19 telah mempercepat penggunaan teknologi digital, dan jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Di sisi lain ada risiko yang dibawa oleh penggunaan teknologi, termasuk konten negatif.

Dirjen APTIKA Kemen Kominfo RI ini, melihat pentingnya literasi digital dalam memanfaatkan teknologi secara produktif. Ia mengakui bahwa gerakan literasi digital masih perlu ditingkatkan.

Bacaan Lainnya

“Tugas bersama kita adalah membekali masyarakat dengan kemampuan literasi digital agar siap menghadapi transformasi digital nasional,” ujarnya.

Kata dia, penyelenggaraan program literasi digital, meliputi pelatihan berbasis kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital. Dimana program ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di seluruh Indonesia.

Masyarakat digital baru yang lebih berkualitas dan siap membantu mewujudkan Indonesia digital.

Almuzzammil Yusuf, Komisi I DPR RI, menyampaikan pesan tentang pentingnya literasi digital dalam meningkatkan partisipasi publik, khususnya dari kalangan perempuan, dalam kehidupan sosial yang berbangsa dan bernegara.

Ia menjelaskan bahwa literasi digital sangat penting bagi ibu-ibu agar mereka mampu memanfaatkan lingkungan digital dengan bijaksana untuk kepentingan keluarga dan pendidikan anak-anak.

Anggota Fraksi PKS DPR RI ini membahas berbagai aspek yang dipengaruhi oleh literasi digital, seperti pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Dimana hampir semua aspek kehidupan dapat terbuka melalui akses digital, mulai dari belajar, berbisnis, hingga berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Pemerintah telah berupaya membangun infrastruktur digital, seperti peningkatan akses internet di daerah terpencil melalui pengadaan 35 satelit. Hal ini bertujuan agar masyarakat di seluruh Indonesia dapat terkoneksi dengan dunia digital.

Almuzzammil Yusuf juga memandang penting adanya peraturan KPU yang mengatur tentang penggunaan media sosial selama pemilu. Menurutnya penting pemahaman yang baik terhadap literasi digital dalam memastikan proses demokrasi yang bersih dan adil.

Sementara itu narasumber Nurul Hidayati, melihat partisipasi publik, khususnya perempuan, dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara penting dikuatkan lewat literasi digital. Kita perlu memahami era digital di mana kita hidup.

Juga penyebaran informasi dengan cepat. termasuk dampak negatif dari konsumsi konten digital yang tidak sesuai, terutama terhadap anak-anak. Keluarga menjadi faktor penting untuk mengantisipasi efek buruk.

Pembicaraa lain M. Hadi Pranomo, yang seorang praktisi dibidang teknologi informasi, membahas tentang pentingnya memahami keamanan digital dalam mendukung partisipasi publik, terutama perempuan, dalam kehidupan sosial yang berbangsa dan bernegara.

Ia menyoroti perbedaan antara dunia digital dan dunia nyata, serta pentingnya mengoptimalkan kebijakan pemerintah dalam menjaga keamanan online.

Dirinya juga menggarisbawahi bahwa dunia digital bukan hanya sebatas penggunaan gadget, tetapi melibatkan tiga unsur utama: orang, proses, dan teknologi.

Dalam hal keamanan digital, penting diperhatikan seperti pemalsuan data, pemindahan foto tanpa izin, dan ancaman cyber crime seperti phising dan penipuan online. Dia juga menyoroti pentingnya kesadaran akan keamanan data pribadi, seperti KTP dan alamat, serta bahaya pemalsuan identitas online.

Dalam diskusi ini, ia pun memberikan tips untuk mengamankan diri di dunia digital, antara lain dengan menghentikan aksi saat menerima pesan atau tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, memblokir situs-situs porno secara aktif, dan mengatur penggunaan DNS dan VPN pada perangkat.

Kesadaran dan kewaspadaan dalam menggunakan teknologi digital penting diperhatikan. Termasuk dalam menjaga keamanan dan privasi data pribadi. Ia menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak-anak tentang penggunaan yang bertanggung jawab dan aman dalam dunia digital.

Praktisi TI ini juga mengingatkan pentingnya meningkatkan partisipasi publik, khususnya perempuan, dalam kehidupan sosial yang modern dan berbasis teknologi.

Acara diakhiri kesimpulan dan saran rekomendasi bahwa literasi digital memegang peranan penting dalam mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan dan peluang di era digital. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta diharapkan dapat terus ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan literasi digital di semua lapisan masyarakat.

Diharapkan Indonesia dapat menjadi negara digital yang berkualitas dan inklusif bagi semua warganya.

Pos terkait