JAKARTA, mediakita.co – Tempat Pengolahan Sampah Bantargebang tiba-tiba saja ramai diperbincangkan warganet. Hal ini berhubungan dengan penerapan teknologi dengan Inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA terbesar di Jakarta tersebut.
Banyak loyalis Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengkalim bahwa penerapan teknologi tersebut adalah ide dan karya Anies.
‘Pancen top Anies Baswedan’ cuit akun twitter @Alexand93109466 disertai foto Anies Baswedan bertuliskan ‘Ubah Ribuan Ton Sampah Jadi Energi Listrik’.
Klaim itu juga dimuat di kanal online Portal Islam berjudul ‘Anies Keren! Ubah Sampah Menjadi Energi Listrik’ selangkapnay: https://www.google.com/search?q=pltsa+bantar+gebang&source=lnms&tbm=isch&biw=1366&bih=600#imgrc=g361nswi6PkTOM
Apa yang diungkapkan loyalis Anies tersebut ditanggapi oleh Mantan Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean. Ferdinand melalui akun twitternya https://twitter.com/FerdinandHaean3 mengatakan bahwa jelas siapa yang meresmikan PLTSa tersebut adalah BPPT tetapi setelah selesai diklaim idenya Anies.
‘Sudah jelas tahun 2019 siapa yang meresmikan awal teknologi PLTSa adalah BPPT dan setelah selesai diklaim seolah idenya Anies. Kocak kalian itu buzzer balkot..!!’ cuit Ferdinand.
Cuitan Ferdiand tersebut disertai dengan foto berita yang berjudul, ‘BPPT Hadirkan Inovasi PLTSa Bantargebang Solusi Atasi Tumpukan Sampah di Kota Besar’
Cuitan Ferdinand itu ditimpahi beragam komentar oleh netizen salah satunya adalah akun https://twitter.com/bahri_ocean yang menulis, ‘Emang enak ya pendukungnya anies tinggal klaim… Ntar pembuatan jalan tol , jembatan,dan bendungan juga di klaim anis yg ngerjain’ cuitnya
Ferdinand pun menbalas cuitan tersebut, ‘Surga aja diklaim apalagi cuma jalan’ tulis Ferdinand
Dikutip dari website resmi BPPT, Bppt.go.id disebutkan bahwa Inovasi teknologi PLTSa dalam pengelolaan sampah khususnya di perkotaan merupakan wujud nyata peran BPPT dalam rangka mendukung pencapaian target pembangunan berkelanjutan.
Pilot Project PLTSa dipilih menggunakan teknologi termal dengan tipe insinerasi menggunakan tungku jenis reciprocating grate. Teknologi tersebut dipilih karena merupakan teknologi yang sudah proven, banyak dipakai untuk Waste to Energy (WtE) di dunia, ramah lingkungan (dilengkapi dengan alat pengendali polusi), ekonomis, dan bisa digunakan untuk kondisi sampah di Indonesia, serta mempunyai potensi TKDN yang tinggi.
Peralatan utama dari PLTSa terdiri dari 4 (empat) peralatan utama yaitu bunker sebagai penampung sampah yang dilengkapi platform dan grab crane dan ruang bakar sistem reciprocating grate yang didisain dapat membakar sampah dengan suhu diatas 850oC sehingga pembentukan dioxin dan furan dapat diminimalisir. Panas yang terbawa pada gas buang hasil pembakaran sampah, digunakan untuk mengkonversi air dalam boiler menjadi steam untuk memutar turbin menghasilkan tenaga listrik.
Unit PLTSa juga dilengkapi dengan unit Pengendali Pencemaran Udara untuk membersihkan bahan berbahaya yang terbawa dalam gas buang, sehingga gas buang yang keluar memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pilot Project PLTSa ini juga dilengkapi dengan unit pre-treatment, untuk memilah sampah tertentu yang tidak diijinkan masuk PLTSa, seperti logam, kaca, batu, Limbah B3 dan juga sampah sampah yang berukuran besar.
Pembangunan Pilot project diterapkan di TPA Bantargebang sejak tanggal 21 Maret 2018 dan peresmian penggunaannya tanggal 25 Maret 2019.
PLTSa ini merupakan yang pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi termal yang sudah proven. Saat ini plant masih dalam kondisi commissioning, yang tentunya masih ada beberapa komponen atau proses yang perlu disempurnakan oleh BPPT juga Pemprov DKI Jakarta agar PLTSa ini berjalan dengan lancar. (prb/mediakita.co)