PEMALANG, mediakita.co– Kasus pembunuhan Maroah (17), warga Desa Cikadu, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah masih menyisakan misteri. Warga setempat tidak percaya terhadap pengakuan pelaku. Kepada polisi, pelaku menyatakan bawa korban bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).
Pasalnya, wanita malang yang digegerkan sebagai mayat wanita dalam karung di jalan raya Bekasi-Cakung, Jakarta Timur, oleh tetangganya dikenal sebagai anak yang lugu. Sumber keluarga menyatakan, korban berangkat ke Jakarta untuk bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART). Bersama pacarnya, korban berangkat ke jakarta sekitar dua bulan lalu.
“Dari dulu dia kerjanya ART, terus sempat pulang kampung beberapa bulan, dan dua bulan lalu berangkat lagi kerja,” jelas Wahyuni, tante korban kepada wartawan, Rabu (11/08/2021).
Pernyataan senada disampaikan oleh Udin (38), tetangga korban. Udin menduga, pengakuan pelaku yang tak lain adalah pacarnya sendiri merupakan rekayasa. Tujuannya, untuk meringankan hukuman.
“Saya tidak percaya kalau Maroah bekerja sebagai PSK. Dia itu anaknya lugu, saya curiga itu hanya akal licik pelaku untuk menghilangkan kesalahannya. Siapa tahu, justru pelaku yang menjadikan Maroah korban perdagangan manusia,” keluhnya.
Udin berharap, polisi dapat menggali lebih jauh tentang motif tersangka. Siapa tahu, siapa tahu justru pelaku yang mencoba menjual atau bahkan menjadikan korban sebagai budak asusila komersial. Untuk itu, dia berharap polisi dapat mengungkap lebih mendalam.
Seperti diketahui, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan Maroah, mayat wanita dalam karung di Jakarta. Polisi mengungkap, Maroah diduga dibunuh Asep Saepudin (23), yang tak lain kekasihnya sendiri. Sumber-sumber mediakita.co mengonfirmasi bahwa Asep merupakan Warga Desa Bongas, Kecamatan Watukumpul.
“Penyidik mendalami dan berhasil mengungkap bahwa memang pelaku pembunuhan ini adalah saudara AS atau pacar korban sendiri,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kamis (12/8)
Kronologis
Dalam melakukan aksinya, Yusri menyatakan bahwa tersangka mengaku dengan cara memancing korban dengan berpura-pura hendak booking online (BO). Pelaku mengaku mengetahui jika korban suka melayani panggilan open BO.
“Tersangka pesan BO Fiktif kepada korban di Cakung. Jadi ada niatan melakukan pembunuhan. Dia pesan ojol juga untk jemput korban. Ketika korban berangkat ke Halte Cakung, korban ditinggal seorang diri oleh ojek,” jelas Yusri.
Setelah bertemu dengan korban, Asep membawanya ke semak-semak. Di tempat itulah Asep membunuh korban yang sedang mengandung janin dari darah dagingnya sendiri.
Dijelaskan Yusri, setelah korban tewas, Asep membungkus jasad korban dengan kardus, karung dan dibungkus kain bekas baliho. Asep kemudian membuang jenazah korban di lokasi temuan mayat yang berjarak sekitar 8 Km dari lokasi pembunuhan.
Untuk menujua lokasi pembuangan, Asep menyewa mobil pikap.
Motif Pembunuhan
Asep tega membunuh lantaran korban hamil 4 bulan. Sementara, kehamilan korban dianggap mengganggu rencana Asep untuk menikah dengan wanita lain. Asep merencanakan pembunuhan itu dengan rapi, termasuk menyewa mobil pick up hingga menyiapkan perangkap bagi korban.
Menurut Yusri, Pelaku merasa sakit hati karena korban mengaku tengah hamil 4 bulan. Sementara, pelaku Asep tengah merencanakan pernikahan dengan wanita lain. Kehamilan korban, Maroah, dianggap menjadi ancaman rencana pernikahannya itu.
“Hasil sementara ini, motif awal tersangka ini memang sudah memiliki calon istri. Tapi karena korban mengaku hamil 4 bulan, sehingga timbul niat untuk menghabisi korban karena si tersangka ini ada niatan kasin sama orang lain,” tambah Yusri, menjelaskan.