ajibpol
OPINIPERISTIWA

Mekanisme Stress Merusak Tubuh dan Cara Penanggulangannya

Oleh: Piter Randan Bua, SKM. M.Si, mediakita.co – Stress adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Kamus Webster mendefinisikan stress berdasarkan penyebabnya yaitu faktor yang bersifat jasmaniah, kimiawi atau emosional yang menyebabkan  ketegangan tubuh atau mental dan mungkin merupakan faktor penyebab timbulnya penyakit.

Stress berdasarkan penyebabnya dibedakan dalam empat kategori antara lain: Stres jasmani, stress emosional dan mental, stress kimiawi dan stress suhu.

Pertama, Stress Jasmani. Stress jasmani sering timbul karena kurang tidur, kerja lembur, olahraga berlebihan, luka atau trauma karena kecelakaan, operasi, infeksi, penyakit jasmani, dan rasa sakit menahun, Infeksi – infeksi menahun sangat menegangkan tubuh, Serangan sinusitis, bronchitis, infeksi virus, prostatitis, dan radang lambung menahun dan sering kambuh menyebabkan stress jasmani kronis. Semakin parah infeksi itu – terutama radang paru – paru atau infeksi – infeksi ginjal, dan semakin lama berlangsungnya maka semakin besar pula stress yang dialami tubuh.

Penyakit – penyakit dan konsisi – kondisi parah seperti penyakit jantung, diabetes, radang sendi, Alzheimer, kanker, asma dan penyakit – penyakit autoimmune biasanya merangsang timbulnya reaksi stress kronis dalam tubuh. Perubahan – perubahan jasmani tertentu dapat menambah beban stress seseorang misalnya menopause, ketidakseimbangn hormone, gizi yang tidak layak, kesulitan tidur dan bebagai macam faktor yang berhubungan dengan usia lanjut.

Perlu diketahui bahwa tidak semua keadan atau lingkungan mengakibatkan tingkat stress jasmani yang sama bagi tiap – tiap orang. Latihan di pusat olaraga misalnya mungkin tidak mengakibatkan stress jasmani pada orang – orang tertentu tetapi menyebabkan stress jasmani yang besar bagi orang lain.

Kedua, Stress Emosional dan Mental. Stress ini biasa juga disebut stress psikologis. Bisa pula disebut stress emosional atau stress mental. Berbagai emosi seperti kemarahan, permusuhan, depresi, kecemasan dan ketakutan dapat menyebabkan ketegangan emosional menahun. Demikian pula dengan stress mental seperti kekhawatiran dan kegelisahan. Biasanya stress – stress ini muncul karena terlalu banyak bekerja dan terlalu sedikit bermain, terlalu banyak utang, kesulitan – kesulitan dalam pernikahan, anak – anak yang menggunakan obat – obat terlarang dan alcohol.

Stress mental seringkali muncul dari perasaan kewalahan, kehilangan kendali atau terjebak tanpa jalan keluar. Orang – orang perfeksionis yang terus – menerus berusaha keras melakukan lebih dan lebih banyak pekerjaan, dan yang terus menerus memaksa diri sendiri tanpa benar – benar merasa puas dengan kinerja sendiri akan dengan mudah mengalami stress mental.

Banyak orang menderita depresi, kegelisahan, frustrasi, kemarahan ketakutan dan rasa bersalah mempunyai pola piker yang biasanya menyimpang, yang membelenggu mereka dalam mentalitas yang menghasilkan stress. Perselisihan keluarga, deadline yang mendesak, terlalu banyak janji dan gaya hidup yang terlalu sibuk dapat mengakibatkan stress mental dan emosional.

Ketiga, Stress Kimiawi. Stress kimiawi dapat diderita seseorang karena telalu banyak menggunakan berbagai bahan kimia yang berlebihan seperti gula, kafein, obat perangsang, alcohol, nikotin (rokok) dan bahan makanan tambahan. Selain itu stress kimiawi dapat pula berhubungan dengan bahan – bahan kimiawi yang terpapar dengan seseorang dari lingkungan seperti serbuk tembikar, debu, bahan – bahan penyebab alergi dan zat – zat kimia yang beracun seperti gas pembuangan disel, asap rokok dan pestisida. Selain itu ada pula zat – zat kimia yang terdapat dalam makanan dan minuman seperti merkuri dalam ikan, kadmium dalam daging kerrang dan zat kimia seperti klorin dalam air ledeng.

Baca Juga :  Soal Pilkada Pemalang, Sudaryono: Menangkan Mansur-Bobby

Lingkungan – lingkungan tertentu seperti perkotaan yang berpenduduk padat, pola lalulintas yang macet, daerah – daerah industri akan lebih banyak sumber – sumber penyebab stress kimiawi. Tidak semua orang akan mengalami reaksi yang sama terhadap faktor – faktor penyebab tersebut.

Keempat, Stress Suhu. Stress jenis ini sangat berhubungan erat dengan pengaruh suhu yang ektrem, panas atau terlalu dingin. Orang – orang bisa kelelahan karena suhu udara yang panas atau suhu udara yang dingin sehingga bisa mnyebabkan stress. Di Indonesia jenis stress ini tidak sering terjadi.

Mekanisme Stress Merusak Tubuh

Dr. Hans Selye dijuluki Bapak Stress Amerika. Ia yang pertama kali melakukan penelitian antara pelepasan hormon – hormon tubuh dalam kaitannya dengan stress dan daya tahan tubuh. Penelitian tersebut dilakukan pada tikus dengan menyuntikkan sel telur ke dalam tikus – tikus tersebut.

Pada percobaan pertama ia menyuntikkan jaringan sel telur ke dalam tubuh tikus – tikus itu, lalu tikus itu dijatuhkan dan terus dikejar – kejar sehingga tikus – tikus tersebut dalam keadaan stress. Hasilnya kelenjar thymus dari tikus – tikus tersebut mengecil sedangkan kelenjar adrenalnya membesar.

Percobaan kedua sebagian tikus disuntik jaringan telur dan lainnya tidak. Lalu diperlakukan sama, tikus – tikus itu dijatuhkan dan dikejar – kejar.  Hasilnya sama semua tikus itu juga mengalami pengecilan kelenjar thymus dan pembesaran kelenjar adrenal.

Kelenjar thymus pada hewan dan manusia memiliki fungsi yang sama yaitu berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Jika kelenjar thymus tidak bekerja dengan baik, maka sel kanker dan berbagai jenis mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur, akan dengan mudahnya menyerang tubuh kita.

Sedangkan kelenjar adrenal berfungsi mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur tekanan darah dan menghasilkan hormone kortiso. Hormon kortisol adalah hormon yang berfungsi mengontrol kadar gula darah, metabolisme tubuh, hormon seks, mengatur aliran darah ke otot, merangsang jantung berdetak cepat, mempersiapkan tubuh menghadapi keadaan darurat, meningkatkan kewaspadaan pikiran dan mengirimkan sinyal antar sel-sel saraf di otak. Kortisol juga berfungsi meningkatkan perasaan sejahtera seseorang.

Kelenjar thymus yang mengecil menandakan bahwa tubuh sedang mengalami penurunan fungsi yang berakibat pula pada penurunan daya tahan tubuh. Sedangkan kelenjar adrenal yang membesar menandakan bahwa ia telah bekerja keras memproduksi kortisol terus – menerus.

Padahal normalnya kortisol dilepaskan adrenal 24 jam sekali. Kortisol akan terus menerus dikeluarkan adrenal jika seseorang dalam keadaan stress. Jika kortisol terus menerus dilepaskan oleh tubuh maka akibatnya orang akan mengalami, kelelahan, Kelelahan jantung, menderita tekanan darah tinggi, ganguan haid, penurunan nafsu seks, pengeroposan tulang hingga kehilangan daya ingat dan kegemukan.

Jadi jika orang mengalami stress terus menerus baik fisik, mental, kimiawi dan suhu maka akan sangat membahayakan kesehatan. Termasuk dapat mengganggu relasi – relasi sosial.

Mengendalikan dan Mengatasi Stress

Jangan tenggelam dalam faktor – faktor Penyebab Stress! Tidak terhitung banyaknya orang pada masa kini yang sedang ‘tenggelam dalam lautan’ penyebab stress. Beberapa penyebab stress tertentu tidak dapat kita kendalikan, namun di spektrum yang lain justru kitalah yang jadi penyebabnya.  Di antara kedua ekstrem ini ada banyak sekali sumber stress yang dapat kita kendalikan.

Dr Albert Ellis Penemu Rasional Emotive Theraphy berkata, ‘Masa hidup anda yang terbaik adalah masa di mana anda  memutuskan bahwa segala masalah adalah masalah – masalah anda sendiri. Anda tidak menyalahkan ibu, ekologi atau presiden anda. Anda menyadari bahwa anda mengendalikan takdir anda sendiri’. Albert menyebutkan bahwa cara terbaik mengatasi stress adalah dengan mengendalikan pikiran – pikiran kita.  Kita harus menyadari bahwa kita mempunyai kendali yang cukup luas atas bagian – bagian dalam kehidupan kita sebagai langkah pertama mengurangi stress.

Baca Juga :  Total Quality Management dalam Manajemen Pendidikan

Setiap kita memiliki kemampuan mengubah pikiran – pikiran kita. Kita dapat mengganti pola pikir dalam otak kita sendiri dan mengambil kebiasaan – kebiasaan berpikir baru. Kita dapat mengubah persepsi  dan reaksi – reaksi kita, sehingga kita dapat mengalir bersama situasi yang penuh stress, mirip seorang peselancar yang mengendarai ombak hingga membawanya ke pantai.

Terapi Stress dengan Tertawa

Menurut penelitian bahwa orang dewasa rata – rata tertawa 17 kali sehari sedangkan anak – anak sekitar 300 kali sehari. Itulah salah satu faktor penyebab anak –  ana memiliki daya tahan tubuh lebih kuat dari orang dewasa.

Tawa adalah wujud kebahagiaan. Orang yang bahagia akan memiliki kehidupan yang lebih sehat baik secara fisik, mental maupun secara sosial. Adalah Rich Bayer, CEO dari Upper Bay Counseling and Support Service penah menulis. ‘Kebahagiaan itu baik bagi kita. Kebahagiaan membawa kesehatan fisik, mental dan emosional bagi kita. Orang – orang yang berbahagia berbuat lebih baik dalam hubungan dengan masyarakat, menggunakan kepandaian mereka lebih efisien, lebih optimis, lebih kreatif dan mempunyai kesehatan yang lebih baik.

Hal tersebut sebagai kesimpulan dari penelitian yang dilakukannya. Ia menemukan bahwa orang – orang bahagia itu cenderung lebih baik hati kepada orang lain dan mudah menunjukkan empati. Ia juga menemukan bahwa orang – orang bahagia itu lebih optimis dan memandang kehidupan lebih positif serta memiliki harapan.

Rich juga melakuan penelitian hubungan antara bahagian dengan dengan umur panjang. Dalam penelitiannya itu, ia menemukan bahwa para lansia yang bahagia dengan emosi – emosi yang positif hidup lebih lama dibanding dengan yang tidak bahagia. Mereka juga memiliki daya tahan tubuh lebih kuat dibanding dengan lansia yang selalu bersedih hati.

Terapi tertawa dapat mengatasi stress, membuat orang lebih bahagian dan lebih sehat. ‘Tahukah saudara bahwa selama berabad – abad, istana – istana membayar badut – badut untuk meredahkan stress para raja dari kewajiban – kewajibannya’ tulis Lynn Shaw dalam artikelnya A Prescription to Loughh: Healing Through Humor and Loughter. Lynn menulis pula bahwa, ‘Tertawa dalam kehidupan anda sehari – hari akan menyembuhkan pikiran, tubuh dan rohani anda’. Jadi biasakan diri tertawa.

Kendalikanlah pikiran kita dengan pikiran – pikiran yang lebih optimis. Bahagia itu berawal dari persepsi kita terhadap kehidupan. Jika seseorang memilih berpikiran positif maka susuana hatinya akan lebih bahagia. Don Colbert berkata, ‘Tidak ada yang baik atau buruk dari pikiran kita, tetapi masalahnya adalah cara berpikir kitalah yang membuat pikiran kit aitu baik atau buruk’.

Desainah hidup kita agar lebih sering tertawa. Nonton acara opera atau stand up comedy, video – video lucu di youtube, bermain dengan anak atau cucu anda, atau sekedar menertawakan diri di depan cermin. Biasakanlah diri tertawa karena tertawa itu menggembirakan bahkan menyembuhkan. Seperti pepatah lama berbunyi, ‘Hati yang gembira itu obat yang manjur tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang’.

Penulis adalah Praktisi Kesehatan, Penulis Buku dan Pimpred Mediakita.co

Artikel Lainnya