Monumen Tugu Desa Padek, Pemalang Dimasa Kemerdekaan Revolusi Kemerdekaan RI, Ini Daftar Pejuang Yang Gugur

Monumen Tugu Desa Patek, Pemalang Dimasa Kemerdekaan Revolusi Kemerdekaan RI, Ini Daftar Pejuang Yang Gugur
Monumen Tugu Desa Patek, Pemalang Dimasa Kemerdekaan Revolusi Kemerdekaan RI, Ini Daftar Pejuang Yang Gugur

PEMALANG, mediakita.co- Di Desa Padek, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, terdapat tugu monumen sejarah. Berada di tengah sawah tepi jalan, tugu tersebut dibangun sebagai simbol perjuangan dimasa revolusi kemerdekaan Indonesia, tahun 1949.

Kepala Desa Padek menyebut, konflik berdarah pada waktu itu ditandai dengan gugurnya pemuda pejuang dari berbagai desa sekitar yang jumlahnya hampir lima puluh orang.

Suatu siang, tanggal 24 Mei 1949, di Desa Padek sedang dilaksanakan rapat antar aktifis pejuang kemerdekaan. Tidak ada yang tahu siapa nama orang yang mengajak para aktifis. Namun diketahui, setelah rapat selesai mereka kemudian bersama-sama makan di Pasar Comal.

Para aktifis kemerdekaan tersebut berjalan ke arah selatan. Namun baru beberapa meter meninggalkan Desa Padek, mereka sudah di serang dari belakang oleh pasukan tentara Belanda.

“Pejuang-pejuang itu diberondong senapan mesin dari belakang oleh Belanda. Teriak kesakitan. Darah yang muncrat dan tubuh begelimpangan, ” jelas Kades Hartoyo kepada mediakita.co.

Bacaan Lainnya

Ia terdiam sejenak seperti sedang menahan sesuatu dihatinya, namun nampak matanya berkaca-kaca.

“Mereka gugur,” lanjutnya, terbata.

Seketika itu, kata Haryanto, penduduk Desa Padek yang mendengar suara senjata kemudian berusaha mendekat ke arah suara itu. Akan tetapi, Tetara Belanda yang jumlahnya lebih banyak dan mengepung tempat kejadian perkara (TKP), membuat warga tak bisa berbuat banyak.

Sementara, sebagian para aktifis pejuang yang masih selamat berusaha melarikan diri. Mereka terpaksa meninggalkan kawan seperjuangannya yang terkapar di atas jerami padi tanah sawah.

Butuh waktu sekitar satu jam, lanjut Hartoyo, pasukan Belanda pergi dari tempat itu. Setelah pergi, barulah penduduk berlarian mendekat dan menangisi sejadi-jadinya.

Matahari jadi redup. Angin seakan tak bertiup. Pohon-pohon seakan diam menunduk hormat. Ujar Hartoyo dengan terbata-bata, haru.

Setelah peristiwa itu, akhirnya mereka didata dengan menghubungi kaluarga masing-masing. Penduduk Desa Padek kemudian sepakat untuk membuat tugu peringatan kejadian tragis ini, dengan letak lima ratus meter ke selatan dari TKP.

Berikut adalah nama-nama pahlawan yang gugur pada tgl 24 Mei 1949 :

1) Catiwan. Pratu Yon 57 Men XBIII asal Desa Karangasem, Petarukan dimakamkan di Desa Pamutih Kecamatan Ulujami.

2) Taram Pejuang asal Desa Padek dimakamkan di Desa Padek Kecamatan Ulujami.

3) Bolot Pemuda pejuang asal Desa Padek dimakamkan di Desa Padek Kecamatan Ulujami.

4) Sukirno Pejuang guru SD Asal Desa Padek dimakamkan di Desa Padek Kecamatan Ulujami.

5) Ramdi Pemuda pejuang asal Desa Padek dimakamkan di Desa Padek Kecamatan Ulujami.

6) Sireng Pemuda pejuang asal Desa Pesantren, Ulujami dimakamkan di Desa Pamutih Kecamatan Ulujami.

7) Sampun, Pemuda pejuang asal Desa Blendung, Ulujami dimakamkan di Desa Blendung Kecamatan Ulujami.

8) Castro,Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan di Desa Gandu Kecamatan Comal.

9) Tarbin, Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan di Desa Gandu Kecamatan Comal.

10) Sarya, Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan di Desa Gandu Kecamatan Comal.

11) Sono, Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan di Desa Gandu Kecamatan Comal.

12) Kaman, Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan di Desa Gandu Kecamatan Comal.

13) Caram, Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan di Desa Gandu Kecamatan Comal.

14) Madi, Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan  di Desa Gandu Kecamatan Comal.

15) Porot, Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan di Desa Gandu Kecamatan Comal.

16) Bongkel, Pemuda pejuang asal Desa Gandu dimakamkan di Desa Gandu Kecamatan Comal.

Didata pada 17 Agustus 2012 pada saat pemugaran yang ketiga, Tugu Peringatan Desa Patek Kecamatan Ulujami.

Oleh : Kustajianto, kontributor.

Pos terkait