ajibpol
POLITIK

Muktamar Sudah Dijaga Jin dan Malaikat, Kok Tetap Ricuh?

Mediakita.co – Meski konon dijaga Malaikat dan Jin, Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur 1-5 Agustus 2015 ini tetap saja ricuh. Ritual Klenik yang dijalankan Ki cokro atau Yusuf Cokro Santri menjadi muspro?

Sebelumnya, Ki Cokroatau Yusuf Cokro Santri yang juga Guru Besar Perguruan Sapujagad, bersesumbar bahwa Muktamar NU ini dijaga ribuan jin muslim dan malaikat. Dia dan personel perguruan melakukan beberapa ritual klenik dengan menanam ramuan campuran minyak Funni Basalwa dan Kasturi di punjer (pusar) alun-alun untuk menetralisir energi negatif.

Ki Cokro pun meyakini pengamanan jin tak hanya datang dari tanah Jawa, tetapi juga seluruh jagat semesta.

“Ada personel kasat mata dan personel tidak kasat mata. Termasuk, kekuatan jin muslim dan malaikat. Kekuatan itu, tidak hanya dari tanah Jawa,  Indonesia tetapi dari seluruh jagat semesta, utamanya yang menaruh simpatik,” ujar Ki Cokro, Sabtu (1/8).

Namun, meski telah dijaga jin sejagat, kericuhan tetap saja terjadi dalam Muktamar NU di Jombang. Kericuhan pertama, saat proses registrasi peserta Muktamar NU. Pemicunya, rombongan PWNU dari NTT tidak diperbolehkan masuk dan terjadi aksi adu dorong, Seorang anggota Banser mendorong KH. Abdul Kadir Makarim, Rais Syuriah PWNU NTT hingga terjatuh.

Baca Juga :  Ramadan Penuh Berkah, Puan Maharani Bagikan Beras Premium untuk Warga

Pengawal kyai kharismatik ini tidak terima dan mengejar anggota Banser yang mendorong Kyai mereka. “Kami tidak terima Kyai kami diperlakukan seperti itu, di Jawa boleh banyak Kyai, tapi kalau di NTT hanya ada satu Kyai dan akan kami jaga sampai titik darah penghabisan,” tegas Dewa, anggota PWNU NTT usai kericuhan terjadi, Jumat (31/7) petang.

Kericuhan menurut Dewa berawal dari ditolaknya rombongan NTT masuk ke area pendaftaran. Bahkan, Sidang Pleno I Muktamar NU ke-33 juga dibuka ricuh, lantaran ada beberapa orang yang dianggap tidak boleh mengikuti sidang.

Kericuhan kedua, pada Senin (1/8) dini hari,  alotnya pembahasan tata tertib pemilihan Rois A’am PBNU  Muktamar ke-33 berujung ricuh. Sejumlah peserta dari Kepulauan Riau dikeluarkan paksa dari ruang sidang setelah mencoba mengungkap fakta politik uang untuk meloloskan model musyawarah mufakat atau Ahlul Halli Wal’aqdi (Ahwa) dalam pemilihan Rois A’am PBNU. Pasca itu ketua Sidang pun diamankan oleh Banser.
Ya, mungkin banyakan jin yang menggoda peserta daripada malaikat yang mendoakan?

Artikel Lainnya