Nasional, Mediakita.co,- Gebrakan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang, pada penghujung tahun 2019 ini, kembali lakukan dengan inovasinya di bidang energi baru terbarukan. Mulai Desember 2019, Stasiun Batang menggunakan Energi Tenaga Surya sebagai penopang kebutuhan listriknya. Hal tersebut merupakan kali pertama Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dengan sistem On Grid yang berfungsi untuk mendukung operasional kebutuhan listrik stasiun. Demikian disampaikan PT KAI dalam siaran persnya baru-baru ini.
Sistem On Grid buatan Jerman tersebut merupakan teknologi baru yang menkombinasikan sumber listrik yang dihasilkan PLN dan sumber listrik dari panel surya. Keduanya mampu mensuplai secara bergantian kebutuhan listrik dengan kondisi cuaca pada saat itu. Dengan kapasitas yang cukup besar, mencapai 6000 watt mampu dihasilkan dari panel surya ini. Efisiensi biaya pun bisa ditekan hingga 50 % di musim penghujan ini dan akan lebih besar lagi bila penggunaan dimusim kemarau.
PLTS ini, dalam segi perawatan, relatif cukup mudah dan cepat sehingga menghemat tenaga perawatan yang bisa dialokasikan ke perawatan lainnya. Tentunya dengan keberhasilan itu, akan menjadi stasiun percontohan untuk kedepan bisa diterapkan di stasiun-stasiun yang lain atau pun di perkantoran wilayah Daop 4 Semarang.
Atas Karya, Karsa, dan Cipta inilah, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mengapresiasi inovasi dari PT KAI Daop 4 Semarang dan layak dicatatkan sebagai prestasi yang secara resmi dipatenkan pada “plakat” MURI pada tanggal 27 Desember 2019, di Semarang. Piagam MURI tersebut diterima langsung oleh Direktur Utama PT KAI (Persero) Edi Sukmoro di Stasiun Semarang Tawang.
Pemasangan PLTS di Stasiun Batang sudah dilakukan oleh PT KAI sebelum memasuki masa Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Proses pengerjaan selama 14 hari mulai dari perakitan hingga pengoperasian telah dapat diselesaikan dengan baik sejak tanggal 21 November – 4 Desember 2019 dan mulai dioperasikan sejak tanggal 6 Desember 2019. (sf/Mediakita.co).