Seratus Hektar Lahan Tidur di Desa Semut Pekalongan akan Difungsikan Segera

Durat Menunjuk Lahan Tidur

Pekalongan. Mediakita.co – Tujuh puluh hektar tanah milik penduduk Desa Semut dan tiga puluh hektar milik Bondo Deso selama puluhan tahun hanya jadi lahan tidur. Hal ini disebabkan karena tetaknya bersebelahan dengan Laut Jawa sehingga selalu tergenang air sehingga hanya ditumbuhan semak – semak.

Atas inisiatif Durat (40) pemuda cerdas lulusan SMA Negeri Wiradesa – Pekalongan. Kemarin siang pada 15 Agustus 2019 datang ke Balai Desa Semut dan bertemu  Kepala Desa Raharjo (50). Untuk membahas lahan tidur  itu agar bisa difungsikan seperti lahan lainya.

Dalam pertemua tersebur Durat memohon sembari berkata “Tolong Pak Kades! Usulan saya untuk mefungsikan tanah seratus hektar itu agar mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Desa. Kepada siapa lagi kami warga desa minta dukungan. Termasuk untuk resufle ke pengurusan baru Gabungan Petani dan Petani Tambak yang sudah dibentuk lima tahun lalu,” katanya sambil mengepulkan asap rokok di Balai Desa saat pertemuan itu.

Usulan tersebut ditanggap Raharjo selaku pejabat desa sementara dengan mengatakan, “Itu sudah menjadi kewajiban kami selaku Kades. Sekitar seminggu lagi sudah dipastikan terbentuk kepengurusan baru,”

Warga desa yang mendengar bahwa Durat sudah menghadap Kades untuk menyampaikan aspiranya merasa lega. Toyib (60) salah seorang warga petani tambak yang terdampak banjir rob air laut berkata “Walaupun masih usulan, kami yakin pemerintah desa dan pemerintah pusat mendukung dengan mengucurkan bantuan’

Bacaan Lainnya
Bersama Aparat Desa Semut

Pertemuan antara Durat dan Kades Raharjo yang didampingi seorang Sekertaris Desa Winarso (30) yang baru menjabat empat bulan dan Kepala Urusan Pemerintah, Muhadi (30) diharapkan membawa perubahan lebih baik sehingga masyarakat lebih sejahtera dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi Lahan Tidur Desa Semut

Warga desa yakin dengan Pemeribtahan Jokowi ini akan membawa kemakmuran di desanya. Salah satu buktinya adalah pemerintah telah membuat tanggul dari tahun 2018  setinggi satu meter dan lebar dua meter untuk menahan air pasang. Memanjang dari barat melewati Pantai Desa Depok, Boyoteluk, dan Desa Semut terus ke timur.   Tanggul itu membelah lahan tidur jadi dua bagian. Sebagian sebelah utara tanggul yang selalu tergenang air pasang dan sebelah selatan tanggul yang masuk zona aman dari air pasang.

Tambak Udang Panami Milik Warga

Meskipun posisi utara tanggul selalu tergenang air pasang namun sudah ada masyarakat yang berhasil membudidayakan Udang Panami. Udang yang dieksport ke Jepang dan Amerika dengan nilai milyaran rupiah.Hal ini bisa diberlakukan juga bagi seratus hektar lahan tidur tersebut. Nsmun semuanya itu perlu kerjasama antara warga Desa Semut dengan pemerintah desa  hinggan pemerintah pusat. (Mediakita.co)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.