LAKONE, mediakita.co – Hasil survey Populi Center menyatakan bahwa kriteria utama calon pemimpin yang akan paling banyak dipilih warga DKI Jakarta dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 mendatang adalah “bersih dari korupsi”.
Kriteria anti korupsi ini mendapat score 30,2 persen atau tertinggi dibanding kriteria lain. Artinya, warga DKI lebih menyukai kriteria kandidat yang bersih dari korupsi yang bakal mereka pilih untuk memimpin DKI mendatang.
Sedangkan kriteria “tegas” menjadi pertimbangan kedua dengan score 30,00% dan “merakyat” sebesar 21,80%. Hal ini menandakan kandidat yang tegas dan merakyat akan menjadi pertimbangan kedua masyarakat Ibukota untuk menjadi pemimpinnya.
Kriteria “Agamis” hanya mendapat score 5,20% dan “Santun” hanya mendapat 5,50%. Artinya, warga DKI akan mempertimbangkan kriteria kandidat yang “agamis” dan “santun” jauh setelah kriteria yang lain.
Dari hasil survey ini mengindikasikan bahwa warga DKI termasuk dalam kategori “pemilih rasional”, dimana warga DKI mulai meninggalkan pola pikir tradisional yang lebih berorientasi pada kedekatan etnik, agama, serta faktor primordial lainnya dalam menentukan pilihan politiknya.
Personality dan track record calon seperti kinerja, kapasitas, dan kompetensi menjadi ukuran penting bagi pemilih karakter ini. Publik Ibu Kota tak lagi menjadikan faktor sosiologis sebagai barometer signifikan dalam menentukan pilihan politik mereka. Basis kognitif pemilih tak lagi dijejali faktor tak rasional seperti alasan agama dan etnik.
Untuk itu, model lama yang menjadikan SARA sebagai isu utama dalam menentukan pilihan politik dalam pilkada mulai ditinggalkan. Masyarakat DKI lebih memilih berdasarkan kinerja, rekam jejak, serta integritas seseorang kandidat.
Mereka akan mengidentifikasi dirinya dan merasa dekat dengan kandidat yang akan membawa perubahan besar bagi kemajuan dan kesejahteraan mereka.
Oleh Arjuna