NASIONAL, mediakita.co – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi d tahun 2020 menjadi yang terburuk sejak 150 tahun terakhir. Hal itu diungkapkan Sri Mulyani dalam webinar yang dilakukan IAIE, Selasa (6/4/2021). Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa tercatat ada 170 negara di dunia yang mengalami kontraksi karena pendemi covid 19.
“Sebanyak 170 negara mengalami kontraksi ekonomi, dan ini (kondisi ekonomi 2020) adalah kondisi terburuk dalam 150 tahun terakhir,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari gelora.co
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk satu dari 170 negara yang mengalami kontraksi tersebut. Menurutnya sepanjang tahun 2020, ekonomi Indonesia tercatat mengalami kontraksi -2,07% yang dimulai pada kuartal II 2020 yakni -5,3%.
Meski demikian Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Indonesia masih lebih baik jika dilihat dari tingkat keparahan dibanding dengan negara-negara lain, seperti negara G20, ASEAN, hingga negara-negara Islam.
Sri Mulyani lalu memerinci kontraksi yang dialami negara-negara di dunia tersebut. G20 misalnya terkontraksi lebih dalam seperti Perancis -9%, India -8%, Italia -9,2%, Meksiko -8,5 %, Inggris -10 %, Kanada -5,5 %, Brazil -4,5 %, dan Arab Saudi -3,9 %.
Sementara negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura -6%, Filipina -9,6%, Thailand -6,6%, dan Malaysia -5,8%.
Sedangkan negara-negara Islam seperti Iran -1,5%, Irak -12%, Kuwait -8%, Qatar -4,5%, hingga United Arab Emirates (UAE) -6,6%.
Berdasarkan hal tersebut Sri Mulyani mengungkap bahwa kontraksi ini tak memandang bulu sehingga konsekuensinya terjadi kenaikan pengangguran, kemiskinan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
“Poin saya adalah ini situasi yang tidak memandang bulu. Tentu dengan adanya kontraksi ekonomi, akan terjadi konsekuensi kenaikan pengangguran, kenaikan kemiskinan, dan juga dampak kepada kesejahteraan masyarakat,” ungkap Sri Mulyani.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPR RI dari Partai Gerindra tak setuju sehingga meluruskan apa yang disampaikan Sri Mulyani. Menurutnya bahwa 150 tahun lalu itu adalah awal kebijakan liberalisasi Hindia belanda hingga mendatangkan banyak investor dari Eropa. Sehingga pada masa itu banyak perkebunan di Hindia Belanda yang investornya dari negara-negara Eropa.
‘Seingat sy sebagai sejarawan, 150 tahun lalu itu tahun 1871 atau awal dari kebijakan liberalisasi Hindia Belanda yg mendatangkan investor dr Eropa. Maka banyak perkebunan di Hindia Belanda sbg investasi dr berbagai negara terutama negara Eropa lainnya’ cuit Fadli melalui akun twitternya https://twitter.com/fadlizon
Namun sayangnya Fadli Zon tidak mengungkap lebih jauh data-data ekonomi ketika itu sehingga netizen meminta diberi data lengakap.
‘Share dong om referensi sejarahnya.. kali aja ada bukunya gitu..?’ pinta akun https://twitter.com/BangNiel (Prb/mediakita.co)