STAIN Pekalongan Gelar Dzikir Akbar dan 100 kali Khotmil Qur’an

Stadium General STAIN Pekalongan

Pekalongan, Mediakita.c0- STAIN Pekalongan Memulai Kegiatan Akademis dengan Dzikir Akbar dan 100 kali Khotmil Qur’an untuk Membersihkan Jiwa sebelum memulai aktivitas perkuliahan. acara tersebut digelar untuk meningkatkan kecerdasan spiritualitas dan emosional seluruh Civitas Academica.

Bagi Perguruan Tinggi, acara Stadium General (SG) atau Kuliah Umum menjadi salah satu agenda penting yang digelar untuk memulai kegiatan akademis mahasiswa. Acara yang biasanya identik dengan konsep seminar  yang sarat akan nuansa akademis ini disulap oleh panitia pelaksana menjadi acara yang penuh dengan nuansa religius.  Sesuai dengan tema yang diusung, “Bersama Tilawah, Tazkiyyah dan Ta’lim, Kita Gemakan Dzikir dan 100x Khatam Al-Qur’an untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual dan Emosional di Kampus Rahmatan Lil ‘Alamin”.

Kisaran dua ribu lima ratus peserta hadir mengikuti acara senin lalu (31/8) yang digelar di halaman lapangan kampus STAIN ini. Dengan pakaian serba putih yang dikenakan, kian menguatkan tema yang diusung pada kuliah umum ini. “Acara ini sengaja kami gelar untuk meningkatkan kecerdasan spiritualitas dan emosional,” jelas Sugeng Sholehudin, selaku ketua pelakana SG.

Ia menambahkan, bahwa acara kuliah umum dengan konsep seminar sudah sangat sering dilakukan. Sangat disayangkan jika acara tersebut kurang mengena, terutama bagi mahasiswa baru pada pengalaman perdananya di kampus. Maka pihaknya sengaja membuat konsep baru yang lebih tepat diterapkan di kampus Islam tersebut. Terutama untuk menunjang proses perkuliahan di awal masa ajaran baru.

“Karena kami yakin bahwa spiritualitas menjadi pondasi awal untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan intelektual. Maka kita perlu bermuhasabah bersama,” tambah Sugeng. Untuk memaksimalkan capaian acara ini, seluruh dosen dan karyawan diwajibkan pula untuk turut serta.

Untuk mempertahankan esensi dari kuliah umun itu sendiri, dihadirkan pula Ali Mustafa Ya’kub sebagai pembicara. Ia banyak menyampaikan perjalanan hidupnya menuntut ilmu agar mahasiswa dapat mengambil pesan moralnya.

(MK 013)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.