Video Viral: Wow, Denny Siregar Bongkar Kebusukan Novel Baswedan, dari Sarang Burung Walet hingga Siraman Air Keras

Denny Siregar (Sumber Foto: Pepnews.com)

Nasional, mediakita.co. Semua penggiat dunia maya pasti tahu dengan Denny Siregar. Seorang penulis yang ‘nakal’ dengan ulasan – ulasannya yang rasional dan menggelitik. Hampir setiap tulisan dan konten – konten yang dibuatnya selalu ramai ‘diserbu’ oleh netizen.

Kali ini di media sosial khususnya Whatsapp beredar video berdurasi 4 menit 47 detik. Video tersebut berisi tentang peranan penyidik KPK Novel Baswedan dalam kegaduhan di KPK dan rencananya menerapkan ideologi aliran agama tertentu di KPK.

Berikut  Narasi uraian Denny Siregar dalam video tersebut.

‘Dari sekian lama perseteruan tentang KPK. Ada salah satu tokoh penting di sana, namanya Novel Baswedan. Nama Novel Baswedan dikaitkan dengan jaringan Taliban di dalam KPK. Taliban ini adalah istilah dari kelompok ideologis berdasarkan agama yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara syariah. Novel adalah mantan anggota kepolisian yang berpangkat terakhir sebagai komisaris polisi. Dia dulu menjabat sebagai Kasad Reskrim Polres Bengkulu.

Ada satu kisah menarik tentang Novel waktu dia menjabat. Kisah ini terjadi pada tanggal 18 Februari 2014. Pada waktu itu seorang pengusaha burung wallet bernama Aliang melaporkan ada pencurian sarang burung di ruko miliknya. Novel dan jajarannya bergerak dan tertangkaplah 6 orang tertuduh sebagai pencurinya. Enam orang ini kemudian dikabarkan disiksa oleh Novel. Kakinya ditembak, mereka dipukuli bahkan diestrum. Akibat siksaan itu, satu korban bernama Mulyani Johani alias Aan akhirnya tewas. Kasus ini tidak pernah ada kejelasan dan Novel ditarik ke Mabes Polri.

Bacaan Lainnya

Tahun 2007, dia kemudian ditugaskan sebagai penyidik di KPK. Prestasi Novel selama di sana moncreng. Dia menangkap Muhammad Nazaruddin dan Angelina Sondakh dari Demokrat. Masyarakat puas meski tetap bertanya kenapa sosok yang lebih tinggi dari mereka tidak pernah diungkap oleh KPK. Tahun 2012 Novel keluar dari kepolisian dan menetap di KPK. Tahun 2017, wajah Novel disiram air keras.

Kasus Novel tidak pernah terungkap sampai sekarang dan pihak kepolisian juga belum menangkap pelakunya. Novel Baswedan sudah bertugas 12 tahun lamanya di KPK. Dia mengikuti pengajian – pengajian dan perlahan gaya berpakaiannya pun mulai merubah. Novel ikut membentuk Wadah Pegawai KPK, dan sempat menjadi ketuanya.

Ada banyak kabar yang mengatakan bahwa Wadah Pegawai KPK ini dibentuk bukan saja sekedar menjaring pegawai KPK dari jalur independen, tetapi juga membangun sebuah sistem di dalam KPK, sehingga siapa pun ketua KPK nantinya, sistem yang dikendalikan Wadah Pegawai KPK, inilah yang bekerja.

Tekanan Wadah Pegawai KPK ini terasa waktu Novel Baswedan berseteru dengan Brigjen Polisi Aris Budiman yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Penyidikan. Wadah Pegawai KPK bekerjasama dengan banyak LSM dan media membangun opini kalau Aris Budiman melakukan pelanggaran, sehingga dia terlempar keluar dari KPK.

Novel Baswedan adalah sepupu Anis Baswedan Gubernur DKI Jakarta. Kedekatan hubungan mereka memunculkan kecurigaan akan adanya konflik antara pejabat anti korupsi dan pejabat daerah. Apalagi dengan masuknya teman dekat Novel, yaitu Bambang Widjajanto, mantan Wakil Ketua KPK sebagai salah satu tim Anis di Pemprov DKI. Bambang sangat mengerti cara kerja KPK dan dengan kemampuan itu, ia bisa mengamankan sistem kinerja di sana supaya tidak terenduk KPK. Sistem di dalam KPK yang dibangun Novel dan kawan – kawannya sangat efektif. Mereka bahkan punya kemampuan membangun opini di media dan menggerakkan LSM dan aktifis untuk kepentingan mereka.

Itulah kenapa saat Revisi UU KPK akan dijalankan, kelompok mereka menentang keras bahkan menyebut, ‘para koruptor berutang budi pada Jokowi’. Tetapi kawan, dominasi Novel Baswedan sepertinya akan berakhir di sana. Ketua KPK yang baru, Irjen Polisi Firli Bahuri adalah mantan Direktur Kriminal Khusus Polda Jateng. Firli disebut – sebut adalah lawan tangguh Novel secara pengalaman dan keilmuan di bagian kriminal. Seperti kata seorang sahabat, ‘Hanya seorang polisi yang bisa menghentikan mantan seorang polisi’. Demikian Denny Siregar menutup uraiannya.

 

Penulis: Piter Randan B/mediakita.co

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.