Randudongkal, Mediakita.co –Dukuh Cengis, Desa Gembyang punya wanita tangguh. Mereka lakoni hidupnya membantu suami mencari nafkah. Tambah-tambah penghasilan, bahasa mereka. Mereka tampil mengangkat perekonomian keluarga. Upaya yang dilakukan hanya dengan “Ngidep”.
Ngidep adalah ungkapan warga Gembyang untuk pekerjaan merangkai bulu mata palsu. Sejumlah wanita tangguh di sana melakoni Ngidep bertahun-tahun lamanya.
“Saya menjalani pekerjaan ini sejak empat tahun lalu, Alhamdulillah bisa membantu suami,” tutur Erna (30).
Walaupun penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan ngidep tidak begitu besar, namun cukup membantu ekonomi keluarga. Satu lembar bulu mata palsu dihargai Rp 300. Meskipun nominal yang relatif kecil, tetapi mereka tetap tekun menjalani pekerjaan tersebut. Tak sembarang orang bisa ngidep, karena bekerja ngidep butuh keahlian, kejelian dan ketelatenan.
Setiap dua minggu sekali pengepul datang ke Desa Gembyang untuk mengambil bulu mata serta memberikan kembali rambut dan senar sebagai bahan baku pembuatan bulu mata tersebut. Rata-rata dalam dua minggu mereka mampu merangkai bulu mata sebanyak 200 lembar, sehingga dalam dua pekan mereka mendapat upah sebesar Rp 60.000. “Ya kalau sebulan paling bisa menambah penghasilan Rp120.000. Lumayan buat tambah-tambah beli bumbu dapur dan arisan. Kalau anak minta jajan, bisa diambil juga,” pungkas Erna.