MEDAN – Mediakita.co. Aliansi Mahasiswa Pecinta Sejarah Sumut melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Mayestik, Jalan Gatot Subroto, Jumat (31/7/2015) siang. Mereka menuntut agar tempat pengasingan Bung Karno di Brastagi dan Parapat tidak dijadikan tempat “mesum” yang kehilangan jati dirinya dan hanya dikomersilkan.
Koordinator Aksi Ronggur Simorangkir mengatakan ingatan sejarah tentang pejuang-pejuang kemerdekaan dan Bapak pendiri bangsa yang pernah diasingkan ke Sumatera Utara (Sumut) pada akhir Desember 1949 membuat mereka tidak rela apabila rumah pengasingan tersebut sekarang bagaikan “hotel tanpa bintang”.
Kondisi rumah pengasingan Bung Karno tersebut saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Selain memudar nilai-nilai perjuangannya, rumah tersebut juga menjadi tempat penginapan. Bahkan Pihak Pemda-pun seakan-akan larut dalam usaha kecil-kecilan untuk tetap masif mengkomersialkan tempat tersebut.
“Siapa saja boleh menginap asalkan punya uang, bahkan tak jarang pula ketika masyarakat yang datang ke rumah pengasingan itu hanya untuk melihat dan merasakan romantisme masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan harus diusir hanya karena ada orang yang menginap,” kata Ronggur dalam orasinya.
“Copot Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprovsu karena dinilai tak mampu melestarikan serta mengembangkan peninggalan-peninggalan sejarah di Sumut,” sebutnya.
Para demonstran juga membagi-bagikan selebaran yang berisi tuntutan mereka. Aksi demo yang berlangsung satu jam tersebut berlangsung damai dan dikawal ketat oleh kepolisian. Dikutip oleh mediakita.co dari Jawa Pos