Nadional, mediakita.co – Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mendapat serangan membabi buta dari berbagai kalangan. Hal itu sebagai buntut pernyataannya yang berbeda dengan Mensesneg soal presiden membolehkan mudik atau tidak. Menurut Fadjroel, Presiden Jokowi tak melarang mudik namun sesaat kemudian dianggah oleh Mensesneg Pratikno bahwa presiden melarang mudik. Akibatnya Fadjroel Rachman melakukan klarifikasi atas pernyataannya sebelumnya.
Sikap Fadjroel yang dianggap tidak konsisten ini menjadi bulan – bulanan masyarakat luas di twritter nama Fadjroel Rachman ramai dihujat. Jejak digital tentang Fadjroel ramai bermunculan. Aktivis yang sempat memproklamirkan diri jadi bakal calon presiden tersebut diolok – olok oleh netizen.
Dizaman Pemerintahan SBY, Fadjroel dikenal sebagai aktivis yang sering mengeluarkan kritik – kritik pedas terhadap SBY.
Kini Fadjroel adalah bagian dari kekuasaan dan saat melakukan blunder ia dihujat warganet dengan mengungkap apa yang dilakukannya di zaman SBY.
Adalah Pengurus DPP Demokrat Jansen Sitindoan mengungkap sikap Fadjroel di masa itu dan belajar dari apa yang dialaminya saat ini.
‘Ini juga seklaigus pelajaran buat abang. Dulu kalian mengatakan Pak SBY lambatlah, terlalu hati – hati, dll. Sekarang kalian sendiri amburadul bang @Fadjroel. Pagi tempe sore dele. Pernyataan tak bisa dipegang apalagi kebijakan. Tp kami tetap doakan kalian semua sehat mengurus negeri ini’ Cuit Jansen di akun twitternya https://twitter.com/jansen_jsp.
Jansen juga menasihati Fadjroel agar ke depannya lebih berhati – hati agar tidak menjadi tukang revisi. Jansen juga mempertanyakan apakah itu murni kesalah Fadjroel atau memang pengambilan keputusan di istana yang amburadul.
‘Kedepannya baiknya lebih hati – hati bang @Fadjroel, karena sudah tertanam di public abang itu tukang revisi. Aku tidak tahu apa ini murni kesalahan abang, atau memang pengambilan keputusan di istana itu ‘amburadul’. Tiap saat berubah – ubah. Dimasa krisis ini usahakan mulai zero errorlah. Pusing rakyat’ tulis Jansen lagi.
Ini juga sekaligus pelajaran buat abang. Dulu kalian mengatakan Pak SBY lambatlah, terlalu hati² dll. Skrg kalian sendiri amburadul bang @fadjroeL. Pagi tempe sore dele. Pernyataan tak bisa dipegang apalagi kebijakan. Tp kami tetap doakan kalian semua sehat mengurus negeri ini.🙏 https://t.co/bXMNDhZlpH
— Jansen Sitindaon (@jansen_jsp) April 3, 2020
Selain itu netizen membandingkan bahwa zaman SBY jadi presiden lebih baik dari Pak Jokowi. Ada yang merindukan Pak SBY jadi presiden lagi.
‘jadilah presiden lagi pak ketika nanti pak @jokowi mundur ketikan Indonesia kacau. Kami butuh Pak SBY. The Good President’ cuit https://twitter.com/arsenalkar.
Meski banyak yang memuji dan merindukan masa SBY saat jadi presiden. Namun pandangan berbeda datang dari politisi dan anggota DPR RI Muhammad Misbakhun. Misbakhun menulis bahwa jangan anggap zaman SBY bersih dari represi, karena dirinya pernah dipenjarakan SBY.
‘George Aditjonro memang tidak dipenjarakan di jaman Pak Sby. Tapi ingat. Saya sebagai inisiator hak angket Century dipenjara 2 tahun zaman itu. Walaupun dengan perjuangan hokum di PK saya akhirnya bebas murni. Jadi jangan terlalu membanggakan jaman itu seolah bebas dari represi’ tulis https://twitter.com/MMisbakhun.
George Aditjondro memang tidak di penjara jaman Pak SBY.
Tapi ingat. Saya sbg inisiator Hak Angket Bank Century dipenjara 2 tahun jaman itu. Walaupun dg perjuangan hukum di PK saya akhirnya BEBAS MURNI.
Jadi jg terlalu membanggakan jaman itu seakan bersih dari represi. https://t.co/LGGadF1OyK
— MMisbakhun (@MMisbakhun) April 3, 2020