Ungaran, mediakita.co – Entah apa yang akan terjadi jikalau perawat menolak merawat para penderita covid 19? Namun demi kemanusiaan mereka melakukan apa saja termasuk menukar nyawanya dengan mereka yang dirawatnya.
Seorang perawat di RS Kariadi Semarang menghembuskan nafas terakhirnya karena terinfeksi covid 19 dari pasien yang dirawatnya.
Perawat NK yang berjenis kelamin perempuan tersebut berumur 38 tahun dan meninggal (9/04/2020). Namun saat ingin dimakamkan berdekatan dengan makam mendiang sang ayah di Pemakaman Sewakul Bandarharjo Ungaran sekelompok warga menolaknya saat jenazah tiba dilokasi.
Meski pemerintah setempat telah turun tangan melakukan negosiasi namun warga tetap menolak. Akhirnya Jenazah yang tertahan selama tiga jam dilokasi kejadian dikembalikan ke Kota Semarang dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga RS Dokter Kariadi tepat di belakang rumah sakit.
Penolakan warga ini sungguh tidak manusiawi dan tak punya nurani ungkap salah seorang warga bernama Prili Ajeng diakun twitternya. https://twitter.com/priliajeng
Buka wa isinya wa story temen2 perawat berduka pasang pita hitam semua. Otakku masih ngga nyampe kok bisa manusia se ngga punya hati nurani itu, nolak jenazah perawat yang gugur melawan covid19 💔 pic.twitter.com/1bFNRG9Cie
— 💆🏻♀️ (@ilirpajeng) April 10, 2020
Hal yang sama dilontarkan oleh banyak warganet bahkan ada yang mengusulkan agar si penolak jenazah tersebut jika kelak meninggal agar menggali kuburnya sendiri.
‘Intinya gini. Itu yang nolak makamin jenazah, besok kalau mati gali kuburan sendiri ya’ cuit https://twitter.com/ayindahr.
https://twitter.com/ayindahr/status/1248528286516260864?s=20
Sementara itu Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang banyak mendapatkan aduhan dari masyarakat tersebut mengaku turut prihatin tetapi itu bukan kewenangannya sebab kejadiannya di Kabupaten Semarang bukan di Kota Semarang.
‘Saya turut pihatin. Kejadian kejadian terjadi di Kabupaten Semarang, di luar kewenangan saya di Kota Semarang’ tulis Hendi melalui twitter pribadinya https://twitter.com/hendrarprihadi
saya turut prihatin 🙏 — kejadian terjadi di Kabupaten Semarang, di luar kewenangan saya di Kota Semarang https://t.co/EYnPFnITta
— Hendi (Hendrar P) (@hendrarprihadi) April 10, 2020
Aksi warga Ungaran Timur ini sama sekali tidak menghiraukan apa yang disampaikan Gubernur dan MUI Jawa Tengah yang lalu.
Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berulang – ulang menghimbau agar jangan menolak jenazah covid 19 melainkan menerima dengan nurani sejuk.
‘Mari kita sambut masyarakat dengan suasana kebatinan yang sejuk, termasuk mereka korban – korban covid 19. Agar mereka bisa berjalan menghadap Ilahi dengan baik, dan kita yang di dunia ini semuanya selalu mendoakan, selalu bisa openi dengan baik, dan jangan sampai dos aitu ada pada kita’ ajak Ganjar penuh harap’ Tutur Ganjat
Hal yang sama diimbau oleh MUI Jawa Tengah bahkan dengan tegas mengatakan bahwa menolak jenazah itu dosa akibatnya.
‘Kewajiban umat Islam terhadap orang yang sudah meninggal itu untuk yang non muslim itu ada dua. Yang pertama adalah mengangkat jenazah, yang kedua menguburkan. Kalau yang muslim terhadap sesama muslim ada lima, yaitu wajib memandikan, mengkafani, mensholati, mengangkat jenazah dan kelima menguburkan itu fardukifayah, kalau ditolak dosa semuanya, sehingga kita harus arif, bijaksana, yang punya kewajiban bukan mayatnya, mayat tidak pernah punya kewajiban yang punya kewajiban yang hidup, yang dosa yang hidup, menolak juga dosa’ jelas KH Fadlolan.