SEJAGAT, mediakita.co- Di sebuah perempatan jalan utama Ibu Kota Algiers, Aljazair, telah dibangun dan berdiri monumen patung Bung Karno. Monumen itu didirikan sebagai penghargaan kepada Bung Karno atas sumbangsih besarnya terhadap gerakan kemerdekaan Aljazair dari penjajahan Prancis.
Pemerhati sejarah Indonesia Bonnie Triyana menyebut patung Bung Karno karya Dolorasa Sinaga, perupa terdepan Indonesia tersebut dalam waktu dekat segera berdiri di tengah di kota Aljir.
“Sebagai wujud dari eratnya hubungan Indonesia dan Aljazair, dalam waktu dekat segera berdiri Bung Karno di tengah masyarakat di kota Aljir. Tentu saja, berupa karya seni patung karya Dolorasa Sinaga, perupa terdepan Indonesia,” jelasnya, Minggu (7/06/2020).
Samangat Asia Afrika yang didengungkan Bung Karno dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955 menjadi inspirasi bagi negeri-negeri terjajah di Asia dan Afrika. Aljazair adalah satu di antara negeri yang terinspirasi oleh Bung Karno hingga merdeka dan dapat menentukan nasibnya sendiri.
Bonnie menyatakan, pada 1956, setahun setelah Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Bung Karno memberikan bantuan kepada Front Pembebasan Nasional (National Liberation Front) Aljazair dalam bentuk rumah di Jl. Serang, Menteng, Jakarta Pusat.
Rumah tersebut dijadikan kantor perwakilan National Liberation Front (NLF) di Jakarta. Selain itu, rumah tersebut juga digunakan sebagai pusat koordinasi NLF untuk menggalang dukungan politik dari negeri-negeri di Asia.
Kepala perwakilan NLF saat itu, kata Bonnie, dijabat oleh Lakhdar Brahimi. Bertahun kemudian, setelah Aljazair merdeka, dia menjadi Sekjen Liga Arab dan jabatan terakhirnya adalah penasihat Sekjen PBB Ban Ki-Moon untuk urusan Suriah.
“Lakhdar bertugas di Jakarta mulai 1956 sampai 1961,” jelas Bonnie dalam tulisannya yang dibagikan melalui pesan whatsapp.
Pada masa itu pula, NLF banyak menyalurkan bantuan bagi gerakan pembebasan di Afrika lainnya. Salah satunya dengan memberi bantuan pelatihan militer buat pejuang-pejuang anti-apartheid Afrika Selatan, seperti Nelson Mandela.
Mandela sendiri menurut sejarawan ini pernah mengikuti pelatihan militer di Aljazair sebelum akhirnya ditangkap dan dipenjarakan selama 27 tahun di Pulau Roben.
Untuk itulah, nama Bung Karno diabadikan di beberapa tempat di negara-negara Afrika. Bebarapa negara itu antara lain di Kairo, Mesir dan di Rabat, Maroko. Pengabadian nama Ir. Sukarno ini untuk mengenang jasanya di dalam menyokong kemerdekaan negeri-negeri tersebut dari penjajahan bangsa Eropa.
Selain disejumlah negara tersbut, di Arafah, Arab Saudi nama Bung Karno juga diabadikan sebagai nama pohon mindi (melia azedarah) yang mendatangkan kesejukan.
“Tak heran nama Bung Karno begitu harum di kalangan rakyat Afrika karena usaha konkretnya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa-bangsa di benua Afrika,” paparnya.
Bonie menyebut, patung karya Dolorosa Sinaga seniman kebanggaan Indonesia ini akan menambah kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang pernah memiliki tokoh sehebat Ir. Sukarno.
“Buat saya pribadi, kebanggaan ini jadi dobel karena Ibu Dolorosa juga lah yang menciptakan patung Multatuli (Eduard Douwes Dekker) yang kini berdiri di halaman Museum Multatuli di Rangkasbitung, Banten,” tandasnya.