JAKARTA, mediakita.co – Banyak anak muda menganggap bahwa peran mereka tidak begitu penting bagi lingkungan sekitar. Tetapi sebenarnya generasi pemuda termasuk didalamnya generasi milenial saat ini memiliki peran yang sangat besar. Bahkan dapat dikatakan bahwa generasi milenial juga sebagai senjata untuk melawan pandemi covid-19 kini. Universitas Presiden (President University, StatePro Class) secara khusus mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional mengadakan webinar dengan tema “The Millennial Way in Tackling the Challenges of Covid-19”, Sabtu (4/7/2020).
Kedua narasumber yang hadir merupakan perwakilan dari generasi milenial dengan kepakarannya masing-masing. Harsen Roy Tampomuri sebagai Pendiri dan Presiden dari Institute for Border Studies-Millennial Think Tank (IBS-MTT) dan dr. Nina Aspasia Harli Siregar sebagai dokter paru dengan spesialisasi pulmologi dan respiratori dari Rumah Sakit Siloam Bekasi menjadi pembicara yang mengelaborasi dua sudut pandang berbeda.
“Neil Howe dan William Strauss mencatatkan terminologi milenial sebagai generasi dengan berbagai kelebihan. Saya sendiri melihat bahwa yang menarik dari generasi milenial saat ini secara umum yakni hadir sebagai generasi yang digital native, open minded dan dapat menjadi jembatan generasi atau memiliki kemampuan untuk bridging the generations gap. Millennials know how the world works,” ungkap Harsen yang juga analis politik dan kebijakan dari WAIN Advisory Indonesia.
Harsen menambahkan bahwa generasi milenial memiliki kemampuan untuk menjadi jembatan antar generasi baik baby boomers, X, Z dan generasi Alpha. Namun, generasi muda secara keseluruhan saat ini baik milenial maupun generasi Z juga punya kekurangan. Salah satunya yakni social skills (keterampilan sosial). Hal tersebut yakni AME atau adab, moral dan etika, semisal dalam berkomunikasi. Generasi muda saat ini ketika berkomunikasi dengan orang tua atau orang lain, sering sekali dilakukan sambil mengutak-atik gawai, permainan daring, dan aktivitas digital lainnya.
Bersama komunitas dan lembaganya Harsen melakukan berbagai aktivitas dalam upaya penanganan covid-19. Kegiatan yang dilakukan seperti bakti sosial, pembagian disinfektan, hand sanitizer, bahan makanan, APD, webinar untuk menggerakkan berbagai gagasan bernas serta penggalangan dana bagi yang terdampak. Penggalangan dana terakhir yang lagi dikampanyekan oleh Harsen dan teman-teman IBS-MTT yakni ditujukan untuk mahasiswa diperbatasan negara khususnya Natuna yang orang tuanya terdampak covid-19.
“Penanganan dampak dari covid-19 bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi seluruh rakyat Indonesia termasuk para generasi muda. Kita bisa menginisiasi berbagai aksi sosial, bisa juga menciptakan peluang bisnis yang inovatif, menjaga generasi yang lebih tua untuk tetap sehat dengan mematuhi protokol kesehatan, serta bergerak untuk lawan hoax juga membagikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Yang pasti dibutuhkan aksi nyata bersama bukan aksi skeptis atau masa bodoh bersama.” Tegas Harsen yang juga bekerja sebagai Tenaga Ahli MPR RI.
Dalam webinar tersebut dr. Nina Aspasia Harli Siregar menyampaikan beberapa kondisi terkini terkait covid-19 baik secara global maupun nasional. Dia menuturkan saat ini obat spesifik untuk penanganan covid-19 belum ada, begitu juga dengan vaksinnya. Sementara kasus di Indonesia terus meningkat dan tentu penting untuk dilakukan 3T yakni tracing, testing dan treating. Dr. Nina juga memberikan sejumlah motivasi dan saran bagi para peserta webinar dalam menghadapi covid-19.
“Ada dua hal penting yang perlu dilakukan oleh para milenial untuk menghadapi pandemi saat ini, pertama, menjaga kesehatan diri demi keluarga karena milenial cenderung menjadi asymptomatic carrier dan memiliki mobilitas yang tinggi, kedua, perlu menjalankan peran edukasi dengan menjadi hoax buster serta memberikan edukasi mengenai protokol covid-19 kepada sesama,” ungkap dr. Nina dalam sesi webinar.(hr/mediakita.co)