PEMALANG, mediakita.co- Ditengah masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, berkembang spekulasi bakal adanya lockdown. Akibatnya, sebagian pedagang dan pengusaha kecil resah.
Sejumlah sumber menyebut, munculnya spekulasi bakal adanya lokckdown setalah Bupati Pemalang Junaedi dan isntrinya, Irna Setyowati, terkonfirmasi positif Covid-19. Menyusul, dinyatakannya positif Covid-19, Sekda M. Arifin beserta sejumlah pejabat eselon 2 dan dua Anggota DPRD Pemalang.
Mensikapi kondisi tersebut, juru bicara gugus tugas penanganan Covid 19 Tetuko Raharjo menyebut, sejak awal gugus tugas betekad mengoptimalkan pelacakan terhadap orang-porang yang mempunyai riwayat kontak dekat dan erat dengan yang terkonfirmasi positif.
“Oleh karena mobilitas yang tinggi,maka hasil trackingnya juga makin banyak. Maka yang diswab juga banyak dan potensi ketemu yang terpapar tentu juga bertambh,” ungkapnya, saat dihubungi mediakita.co.
Meski begitu, pihaknya minta masyarak tidak perlu resah apalagi sampai panik. Menurut dia, yang penting masyarakat berdisiplin dengan protokol kesehtan.
“Soal pembatasan kegiatan, sebenarnya diharapkan justru kesadaran masyarakat untuk membatasi kegiatan sendiri. Gugus tugas tidak pernah berpkir untuk lockdown,”tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Pemalang, memperhatikan dengan seksama bagaimana sektor ekonomi harus tetep berjalan dan produktivitas terjaga. Tetapi, kata Tetuko, dengan harapan masyarakat tetep aman dari covid.
“Maka disiplin dan ketat menerapkan protokol kesehatan. Saatnya pedagang dan pengusaha untuk lebih nyata terapkan protokol kesehatan,” harapnya.
Seperti diketahui, saat ini berkembang banyak spekulasi seputar pengetatan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pasca sejumlah pejabat teras di Pemalang dinyatakannya positif corona. Spekulasi tersebut berkembang simpang siur. Dari bakal kembali diterapkannya jam malam hingga lockdown.
Budi Priyanto (53), warga Kelurahan Mulyoharjo Pemalang yang bekerja sebagai sekurity di Jalan Jenderal Sudirman Pemalang, menuturkan keluh kesah dan kegelisahan pedagang di kawasan itu, Minggu (26/05/20200.
Menurutnya, para pedagang resah mendengar adanya informasi Pemerintah Kabupaten Pemalang bakal menerapkan kebijakan jam malam hingga lockdown.
“Pedagang resah mendengar informasi itu. Benar apa tidak, saya tidak tahu tapi informasinya memang simpang siur,” tuturnya.