ajibpol
SEJARAH & BUDAYA

TONGKLEK: Kesenian Tradisional Yang Tengah Menggeliat

LAMONGAN, mediakita.co – Dentuman suara gallon dan beberapa perabot rumah tangga dan juga kenthongan yang dipukul secara berirama menciptakan harmoni nada tersendiri. Dan, di Tuban kreasi berkesenian seperti itu telah menjadi tradisi. Ya, Tongklek.

Bila ditelusur melalui google.co.id dan mencoba menggali sejarah kesenian Tongklek, terdapat laman lpmmaarifnucumpleng.blogspot menceritakan bahwa Tongklek berawal dari kebiasaan membangunkan warga untuk melakukan sahur di bulan Ramadhan. Dan dalam perkembangannya, Tongklek telah menjadi seni hiburan.

Di Tuban sendiri, terdapat banyak kelompok Tongklek. Pemkab Tuban bahkan menginisiasi adanya Festival Tongklek setiap tahunnya.

Tongklek di Kabupaten Lamongan, Tongklek tidak hanya berkembang di Tuban,tetapi juga meluas hingga ke kota di sebelah timurnya, yakni Kabupaten Lamongan. Satu desa di Kab. Lamongan mencoba membangkitkan Tongklek dengan tampilan baru. Di i era teknologi masa kini, sebagian kesenian tradisional seakan terpinggirkan, namun sebuah perubahan kian dilakukan untuk menghidupkan kembali dengan cara sekreatif mungkin untuk menarik minat masyarakat milenial.

“Di sini sendiri sudah ada sekitar 10 Tongklek,” tutur Sartenan, seorang penari Tongklek, asal Kec. Brondong Lamongan. Proses berdirinya Tongklek ini sendiri butuh perjuangan dari anak-anak muda yang peduli dengan budaya mereka.

Baca Juga :  MELAWAN LUPA MERAWAT INGATAN: ‘DOSEN DAN MAHASISWA UNHENA TERLIBAT DISEMINASI GERAKAN LITERASI NASIONAL’

Upaya menghidupkan dan mengembangkan kelompok Tongklek butuh perjuangan, “Mereka melakukan iuran, misal uang jajan untuk sekolah lima ribu, dua ribu mereka sisihkan untuk beli barang-barang Tongklek nantinya,” Tutur Abdul Hamid selaku koordinator dari berdirinya Tongklek.

Geliat ekonomi di balik tongklekTahun 2017, sebuah kelompok tongklek lahir, Jaka Sekar. Kelompok ini berangkat dari gagasan Abdul Hamid sebagai pendiri. ini ternyata mempunyai sejarah, di Desa Petiring awalnya ada nama Tongklek Jaka Untung, kemudian Abdul Halim selaku koordinator Tongklek memberi saran kepada anak didiknya untuk diberi nama Jaka Sekar.

Kelompok Tongklek lain, di mana Jihad selaku ketua tongklek mengatakan, “Hadirnya Tongklek untuk menghidupkan kembali budaya Indonesia, di mana dalam satu wadah ada beberapa macam hal yang menggambarkan kekhasan dari Indonesia. Karena Tongklek sendiri mencerminkan Indonesia, dangdut ada, band ada,” Tutur Jihad.

Dengan aneka warna musik yang dibawakan lewat Tongklek, maka secara finansial juga mampu menopang kehidupan seniman tongklek. Pertunjukan tongklek biasa tampil jika ada undangan dari warga sekitar yang mempunyai hajatan. “Biasanya kalau ada Agustus-an ramai, kalau hari-hari biasa ya undangan dari warga, sunatan, ulang tahun gitu,” papar Jihad di akhir wawancara.

Baca Juga :  Pemuda Toraja dari Jatim, Jateng dan Yogyakarta Gelar Latihan Kepemimpinan di Semarang Jawa Tengah

Penulis : Fachriyah / mediakita.co

Artikel Lainnya