JAKARTA, mediakita.co- Forum Insinyur Muda PII (FIM PII) menyelenggarakan Webinar dengan tema “Menyiapkan Generasi Milenial dan Z untuk Berkolaborasi dalam Menciptakan Inovasi Karya Anak Bangsa”. Webinar tersebut digelar pada Jumat (15/08/2020), diisi oleh Keynote Speech dari Ketua Umum PII Dr. Ir. Heru Dewanto, IPU dilanjutkan oleh Narasumber Utama Dr. Sandiaga Uno, B.BA., M.B.A., selaku tokoh pengusaha nasional bersama dengan Ketua FIM PII Haudhi Ramdayuza, S.T., Sekretaris FIM PII Isditya P. P. Jayanegara, S.T. dan Moderator oleh Wakil Sekretaris FIM PII Angie Ayu Natasha, S.T.
Forum Insinyur Muda
Forum Insinyur Muda PII (FIM PII) merupakan bagian dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dan PII sendiri merupakan wadah berhimpun insinyur yang bertugas melaksanakan penyelenggaraan keinsinyuran di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014.
FIM PII bertugas untuk yang menghimpun lulusan teknik yang berusia kurang dari 35 tahun dan berperan strategis dalam memacu kemajuan, serta pengembangan kualitas insinyur muda yang ada di Indonesia.
Ketum PII Dr. Ir. Heru Dewanto, IPU mengatakan, “Entrepreneurship dalam skala yang besar akan memajukan sebuah bangsa dan memberikan kesejahteraan. Komponen utama pada sebuah inovasi adalah jiwa kreatif, budaya lingkungan sekitar yang mendukung pengembangan kreativitas, dan dukungan dari ekosistem, atau dalam kata lain dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan atas inovasi”.
Geliat FMI PII dalam Masa Pendemi
Lebih jauh, Heru menjelaskan bahwa inovasi sesunguhnya bersifat linear, sebuah proses hasil dari kombinasi ilmu science yang dikembangkan melalui ilmu engineering, dan kemudian diaplikasikan dalam bentuk teknologi. Dengan demikian untuk mewujudkan sebah inonvasi membutuhkan usaha dan biaya yang sangat besar, namun di masa pandemic inovasi tidak lagi bersifat linear, melainkan dapat berkembang dari inovasi yang sudah ada dan siapapun yang memiliki kreativitas tinggi dapat mewujudkan sebuah inovasi tanpa membutuhkan biaya yang besar (inovasi akar rumput).
Di masa pandemi, PII telah membuat kajian mendalam terhadap 26 bidang keinsinyuran yang ada di Indonesia, bekerja sama dengan Price Waterhouse Coopers (PWC). Hasil kajian tersebut akan diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul Redesigning Indonesia. Di samping itu, PII juga melakukan sejumlah inovasi untuk membantu pemerintah dan tenaga medis dengan membuat sistem sterilisasi udara sekaligus disinfektan tanpa bahan kimia berupa Ozone Nano Mis yang bekerja sama dengan LIPI dan sudah digunakan di Transjakarta, Kereta Commuter Indonesia, serta dan Balai Kota, serta PII juga sedang mengembangkan emergency ventilator dan masker non medis yang memiliki lapisan elektron.
Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A memaparkan bahwa ia, melalui Yayasan Inovasi Teknologi (Inotek) sedang membuat inkubator dengan program “Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan”. Sebuah inovasi harus memiliki 3 hal dalam produknya, yaitu jasa atau solusi yang dapat menghadirkan hal yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah.
Dalam masa pandemi, Sandiaga Uno juga mengatakan, bahwa banyak sekali potensi generasi milenial untuk berinovasi di luar dari background pendidikannya, generasi milenial jangan terjebak oleh karir dalam bidangnya saja, Indonesia memiliki potensi untuk berkembang di masa pandemi ini, sumber daya manusia di Indonesia memiliki adaptive quotient yang tinggi, UMKM yang jatuh di awal masa pandemi, namun mampu beradaptasi di situasi yang sangat sulit, karena sekarang adalah era yang sangat dinamis dan tidak bisa hanya terpaku dalam satu disiplin.
Menyambut Generasi Muda
Ketua FIM PII Haudhi Ramdayuza, S.T. menyampaikan bahwa setelah FIM PII melakukan beberapa webinar dengan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM -FT) dari beberapa kampus besar dan insinyur muda dari berbagai sektor baik dari Pemerintah, BUMN dan Private Sector. “Kami menimpulkan bahwa inovasi generasi milenial dan Z, dari mahasiswa dan insinyur muda banyak yang berakhir pada sebatas prototipe, tanpa pernah berlanjut masuk ke dalam dunia industry,” papar Haudhi.
Untuk itu, FIM PII mengusulkan beberapa poin agar dapat mengkolaborasikan beberapa stakeholder penting sebagai berikut: 1) Penjaringan inovator muda yang akan dilakukan oleh FIM PII; 2) Pendampingan Research & Development oleh PII bekerjasama dengan Universitas, Kemendikbud, Kemenristek, BPPT dan LIPI; 3) Pendampingan Bisnis/Mentoring Bisnis bekerjasama dengan OK OCE, dan organisasi pengusaha lainnya, seperti Kadin dan Hipmi; dan 4) Penjaringan investor, seperti bekerjasama dengan platform start up digital.
Kolaborasi dengan para stakeholder menurut Haudhi dapat menjembatani inovator milenial untuk masuk ke dalam dunia industri sampai ke dalam market.
Penulis : Haris Shantanu