Nasional, mediakita.co – Kudeta Myanmar rupanya juga memantik isu kudeta dalam negeri Indonesia. Tapi bukan kudeta untuk presiden yang sedang berkuasa seperti yang terjadi di Myanmar. Melainkan datang dari putra penguasa RI dua periode Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sang pewaris Ketua Umum Partai Demokrat.
Adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga tampil ke publik menghebohkan dunia politik Indonesia. AHY mengaku akan dikudeta dari kursi kekuasaan yang diwarisi dari sang ayah oleh lima kader internal dan satu orang dari eksternal. Hal ini diungkapkan AHY dalam konferensi pers di Jakarta (1/2/2020).
Menurut pengakuan AHY bahwa perihal kudeta tersebut berdasarkan informasi dari berbagai pihak. AHY menyebutkan bahwa rencana kudeta tersebut melibatkan pejabat fungsional di lingkaran Istana.
‘Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, Gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada dalam lingkar kekuasaan terdekat Presiden Joko Widodo’ tutur AHY sebagaimana dilansir akun YouTube Agus Yudhoyono.
Beberapa jam berselang konferensi pers AHY tersebut ditanggapi langsung oleh Jenderal kesayangan SBY Presiden RI dua periode. Di era Pemerintahan SBY jenderal ini karirnya melejit hebat.
Di tangan SBY dalam waktu tiga bulan saja Jenderal TNI ini dilantik dua kali oleh SBY. Pertama, 20 Mei 2013 dilantik menjadi Kepala Staf TNI AD dan kedua, 30 Agustus 2013 dilantik sebagai Panglima TNI.
Adalah Jenderal Purn. Moeldoko tampil dalam jumpa pers melalui zoom dengan mengeluarkan ultimatum agar tak ada pihak mana pun yang mengaitkan isu internal kelompoknya dengan Presiden. Sebab menurutnya presiden tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut.
‘Jangan dikit-dikit istana dalam hal ini ya, saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini, karena beliau tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa,’ kata Moeldoko seperti diansir kompas tv (1/2/20).
Meski demikian Kepala KSP tersebut mengakui pernah didatangi beberapa orang dari internal demokrat yang curhat dengan apa yang terjadi di partai berlambang mercy tersebut. Namun ia menampik bahwa itu bukan hal yang direncanakan karena sebagai pejabat negara ia terbuka menerima tamu kapan pun.
Dalam percakapan tersebut Moeldoko mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi di partai yang dinahkodai AHY tersebut. Ia pun mengakui bahwa dirinya juga bagian yang mencintai Partai Demikrat.
Jika benar yang disampaikan Moeldoko bahwa ia cinta Demokrat dan tak mungkin melakukan kudeta, maka bisa jadi itu adalah bentuk paranoid AHY yang merasa akan dilengserkan dari kursi warisan sang ayah. (prb/mediakita.co)