Terkait Isu Kudeta Demokrat, Ketum Seknas Jateng: Mawas Diri Lebih Elegan

Ketua Umum Seknas Jokowi Jawa Tengah Bambang Mugiarto. MEDIAKITA
Ketua Umum Seknas Jokowi Jawa Tengah Bambang Mugiarto. MEDIAKITA

NASIONAL, Mediakita.co – Pernyataan dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi viral. Pernyataan yang menyebut adanya orang-orang dekat presiden dan istana ikut bermain untuk mendongkel dirinya (kudeta) dari kursi orang nomor satu di parta yang berlambangkan bintang mercy itu disayangkan oleh banyak pihak, juga dinilai kurang elegan. Salah satunya Ketua Umum Seknas Jokowi Jawa Tengah juga turut angkat bicara dan menyayangkan pernyataan AHY itu.

Ketua Umum Seknas Jokowi Jawa Tengah Bambang Mugiarto menyebut pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY kurang bijak. Menurutnya masih ada cara yang lebih elegan untuk naik ke level politik jenjang atas, jadi sebaiknya tidak mudah tergiur dengan cara-cara yang menuduh pihak lain ketika ada persoalan internal organisasi.

“Orang Jawa menyebut setiap pemimpin itu perlu mawas diri, mawas diri sangat diperlukan disetiap ada persoalan apapun, dan hal itu membuat seseorang untuk tidak gampang menyalahkan pihak lain. Dari mawas diri itu akan didapat kedewasaan politik. Politisi yang matang memang tidak bisa instan, untuk menjadi matang prosesnya cukup panjang dan wajib mawas diri,” ungkap pria yang biasa dipanggil Mas BM ini.

Lebih lanjut menurut BM bahwa cara mawas diri semacam itu lebih elegan dan justru akan membuat simpati rakyat ketimbang gampang menuduh pihak lain tanpa bukti yang nyata.

Terlebih saat ini bangsa Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19 tentu sebagai pemimpin seyogyanya justru menampilkan diri menjaga persatuan bangsa. Lebih bagus lagi ikut berkontribusi gotong-royong membantu negara dalam mengatasi pandemi Covid-19 yang masih merepotkan seluruh masyarakat dan elemen bangsa Indonesia saat ini.

Disisi lain Ketum Seknas Jokowi Jawa Tengah juga mengapresiasi pernyataan Moeldoko yang merespon dengan santai serta tidak emosional dalam menyikapi tuduhan, bahwa ia terlibat mengkudeta partai Demokrat. Seharusnya memang begitu seorang pemimpin mampu menenangkan dan menjadikan suasana lebih kondusif. (Jawi/Mediakita).

Pos terkait