JAKARTA, mediakita.co- Pegiat media sosial Denny Siregar mempertanyakan gelar profesor yang disandang Refly Harun. Hal itu disampaikan Denny menanggapi berita berjudul Refly Harun ingatkan Indonesia hati-hati dengan China.
Sebagai majas yang mengandung frasa sindiran, pertanyaan Denny ini kemudian kebanjiran tanggapan.
“Ini yang katanya gelarnya Profesor ???,” tweet Denny siregar, melalui akun pribadinya @Dennysiregar7, Selasa (19/10/2021).
Menanggapi cuitan Denny, sejumlah netizen menanggapinya dengan beragam alasan yang mendukung.
Hal itu disampaikan Dharma Yudha, yang bahkan menanyakan apakah pernyataan Refly tidak salah, sementara dari berita yang dilapirkan dalam tanggapannya menyebut Populasi Muslim Uighur di China Terus Bertambah
“@Dennysiregar7 Orang2 China tidak beragama? Gk salah kah?,” kata Dharma Yudha, @dharmayudha2018, dengan pernyataan senada.
Orang2 China tidak beragama? Gk salah kah? 👇https://t.co/ZDcCcArGfi
— Dharma Yudha (@dharmayudha2018) October 19, 2021
Mustafa Ibrahim agaknya turut menyindir Refly yang Pakar Hukum Tata Negara itu dengan perkataan memiliki lingkungan pergaulan yang kurang mendukung proses berfikir kearifan. Menurutnya, gelar profesor hanya sekedar ilmu pengetahuan yang diperoleh karena belajar dan dipelajari.
“@Dennysiregar7 Betapa pergaulan itu penting… Mau disebut Intelektual, Profesor atau Orang Pinter…. itu cuma sekadar Ilmu Pengetahuan (karena belajar, karena dipelajari). Tetapi bisa berfikir arif, apalagi bijaksana itu perlu lingkungan pergaulan yg mendukung untuk proses kesana,” kata Mustafa Ibrahim, dengan akun@ManukLondo76.
Untuk diketahui, pengamat Politik Refly Harun menyatakan untuk hati-hati dengan china. Pernyataan disampaikan di kanal YouTube Refly Harun, https://youtu.be/2xNV8JrpIBQ, menanggapi berita berjudul Apple hapus aplikasi Alquran atas permintaan China.
Aplikasi bernama Quran Majeed yang diperkirakan memiliki 35 juta pengguna di seluruh dunia itu dikabarkan telah dihapus Apple. Dilaporkan, Apple telah menghapus Quran Majeed, aplikasi populer baca dan dengar Al-Quran dari App Store di China dengan alasan berisi konten ilegal.
Apple menyebut penghapusan ini dilakukan atas permintaan pemerintah China. Permintaan dari pemerintah China tersebut cukup mengejutkan karena Islam merupakan salah satu agama yang dilindungi di Republik Rakyat China.
Terkait dengan pemberitaan itu, Refly mengingatkan kehati-hatiannya mengingat China diketahui sebagai negara yang banyak bekerja sama dengan Indonesia.
“Negara yang paling sering kita ajak kerja sama. Hati-hati dengan China, karena negara yang mayoritasnya tidak beragama. Tapi persoalan lainnya adalah dia melakukan genosida terhadap etnis Uighur, etnis yang merupakan etnis muslim di China,” kata Refly Harun, dikutip mediakita.co, Selasa (19/10/201).
Menurut Refly, China memiliki track record buruk dengan meminggirkan Islam. “Kalau China agak sentimen dengan Uigur, ya mungkin saja. Karena banyak sekali orang yang khawatir, dengan muslim movement ini,” katanya.