JAKARTA, mediakita.co- Transformasi pariwisata kini memasuki babak baru setelah parlemen mengesahkan perubahan Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Perubahan itu disetujui dewan pada tanggal 2 Oktober 2025 yang lalu membuat angin segar semua kalangan, termasuk akademisi.
Salah satunya datang dari Eka Fitri Suryani, mahasiswi S2 Master Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara (UNTAR) Jakarta.
Kata dia, arah baru pembangunan pariwisata nasional kini lebih menitikberatkan pada pengembangan ekosistem yang holistik, adaptif, dan berkelanjutan.
Echa sapaan akrabnya, juga menyatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelestarian budaya sudah seharusnya menjadi fundamen utama dalam pariwisata Indonesia.
“Pembangunan pariwisata perlu difokuskan pada pengembangan desa wisata dan penyelenggaraan event-event lokal di berbagai daerah agar masyarakat turut merasakan manfaat ekonomi dan sosialnya,” paparnya belum lama ini.
Menurutnya, faktor SDM memegang peranan penting sukses atau tidaknya penyelenggaraan kegiatan pariwisata.
“Bahwa penguatan SDM dan komunitas lokal merupakan faktor penting dalam keberhasilan penyelenggaraan, khususnya event di desa wisata,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata, Fransiskus Xaverius Teguh, menilai masih banyak desa wisata yang perlu ditingkatkan kapasitasnya, utamaya aspek manajemen dan literasi digital.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda lokal dalam pengelolaan desa wisata agar tercipta inovasi dan keberlanjutan.
“Anak-anak muda perlu dilibatkan untuk meningkatkan keterampilan, baik melalui pelatihan ulang maupun pengembangan kompetensi baru. Dengan begitu, mereka dapat menciptakan produk wisata berkualitas dan mempromosikannya secara efektif,” ungkapnya.
Selain itu, event-event desa wisata perlu adanya kekhasan yang tidak dimiliki di lain tempat.
‘Kita perlu menonjolkan nilai jual yang khas dan terhubung dengan budaya setempat. Inovasi menjadi kunci agar pariwisata kita tidak hanya menarik, tetapi juga berkelanjutan,” tutupnya.
Oleh: Arief Syaefudin