POLITIK, Mediakita.co – Sejumlah kader Partai Demokrat (PD) tampaknya harus gigit jari lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan menanggapi surat permintaan klarifikasi yang dikirim oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Jokowi menganggap isu kudeta yang dilontarkan oleh para elit Partai Demokrat itu sebagai masalah internal partai. Sehingga sebagai kepala negara, Jokowi merasa tak berhak untuk ikut campur urusan internal partai yang juga bukan partainya.
“Itu adalah perihal rumah tangga internal Partai Demokrat yang semuanya sudah diatur di AD/ART,” kata Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno, Kamis (04/03/2021).
Surat permintaan klarifikasi dari AHY itu ditujukan langsung ke Jokowi. Alasannya ada orang dekat istana yang ingin mendongkel posisinya dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
“Gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo,” tuturnya.
Belakangan, pihak tertuduh yaitu Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal Purn. Moeldoko dan dirinya sudah secara resmi membantah kabar itu. Moeldoko bahkan balik menyarankan agar AHY menjadi pemimpin yang kuat dan tidak baperan.
Moeldoko sendiri mengakui memang sempat beberapa kali bertemu sejumlah orang yang mengeluhkan kondisi internal partai tersebut, Moeldoko mengatakan, bahwa dirinya hanya mendengarkan sembari ngopi-ngopi saja.
“Orang ngopi-ngopi kok bisa ramai gini,” katanya dalam konferensi persnya di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (03/01/2021).
Adapun desakan agar Presiden Jokowi memberikan klarifikasi datang dari sejumlah elit Demokrat kubu AHY. Mereka beralasan, karena diduga melibatkan orang dekat istana, presiden Jokowi harus memberikan klarifikasi.
Namun tampaknya permintaan itu tak akan dikabulkan oleh Jokowi, pasalnya kisruh kudeta AHY itu bermula dari kader-kader Demokrat yang kurang sreg dengan kepemimpinan AHY.