JAKARTA, Mediakita.co,- Terjadi surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2021, yakni sebesar 5,73 miliar Dolar Amerika Serikat (AS). Demikian disampaikan Mendag Muhammad Lutfi, di laman resmi Kemendag, Kamis (18/11/2021).
Surplus itu ditopang surplus neraca nonmigas sebesar 6,61 miliar Dolar AS dan defisit neraca migas sebesar 0,87 miliar Dolar AS. Secara akumulatif, surplus neraca perdagangan periode Januari hingga Oktober 2021 mencapai 30,81 miliar Dolar AS. Nilai ini jauh lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dan terbesar sejak 2012 atau sepanjang 10 tahun terakhir.
“Surplus perdagangan Oktober 2021 ini melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020 dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Penguatan neraca tersebut ditopang pertumbuhan ekspor yang tinggi, bahkan ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah,” ungkap Muhammad Lutfi.
Tiongkok, AS, dan Filipina menjadi beberapa negara mitra dagang Indonesia yang menjadi penyumbang surplus perdagangan terbesar, dengan jumlah mencapai 3,67 miliar Dolar AS. Ssedangkan Australia, Singapura, dan Thailand menjadi negara mitra penyumbang defisit perdagangan terbesar, yakni sebesar 1,13 miliar AS.
“Jika surplus perdagangan terus konsisten pada triwulan IV-2021, maka tahun ini Indonesia akan mendapatkan surplus terbesar pertama kali dalam sejarah. Sepanjang Januari hingga Oktober 2021 surplus perdagangan sudah mencapai 30,81 miliar Dolar AS,” lanjut Mendag.
Total kumulatif, surplus tersebut ditopang neraca nonmigas 40,08 miliar Dolar AS serta defisit migas 9,28 miliar Dolar AS. Dari sisi negara kontributor, surplus perdagangan pada Januari hingga Oktober 2021, berasal dari AS, dengan nilai mencapai 11,52 miliar Dolar AS, lalu Filipina 5,86 miliar Dolar AS, serta India 4,76 miliar Dolar AS.