PEMALANG, mediakita.co- Masjid agung Pemalang Mbah Nurul Kalam dibongkar. Untuk kali ke empat semenjak era Bupati Slamet Haryanto pada tahun 1980-an hingga sekarang, tahun 2019 ini dibongkar total. Pembangunan masjid agung ini direncanangkan menjadi 4 lantai.
Dr. Muntoha, SH. M.Hum, Ketua Yayasan Masjid Agung Mbah Nurul Kalam mengatakan, “ Masjid Agung pemalang sudah ada semenjak tahun 1500-an masehi. Atau diakhir era Kerajaan Majapahit”.
Menurutnya, “ nama Masjid Agung Mbah Nurul Kalam diambil dari sejarahnya. Ketika itu, Mbah Nur Kalam mendapat tugas dari Kerajaan Banten untuk mengambil keris Setapak di Pemalang. Namun ketika hendak kembali pulang, rakit atau perahu yang dinaiki ternyata hanya berputar-putar diwilayah Pemalang. Karena tidak bisa pulang , akhirnya memutuskan untuk menetap di Pemalang sembari menyebarkan islam di tanah Pemalang,”.
“Untuk menunjang penyebaran islam di Pemalang Mbah Nurul Kalam membangun masjid. Sampai akhir hayatnya beliau menetap di pemalang dan dimakamkan dibelakang masjid ini. Itulah mengapa masjid agung ini dinamakan masjid agung mbah Nurul Kalam, ” tuturnya.
Muntoha juga mengisahkan, “sebelum masjid dibongkar, Bupati Pemalang Junaedi mendapatkan wangsit atau diberi pesan langsung oleh Mbah Nurul Kalam. Ada dua hal, pertama agar posisi pengimaman masjid tidak digeser atau tetap pada letaknya sekarang. Kedua, sumur yang dibuat oleh mbah Nurul Kalam agar difungsikan untuk umat yang kebetulan letaknya di studio mini Masjid Agung Pemalang“.
“ Rehab tahun ini dialokasikan anggaran 39,5 milyar. Bentuknya multi years atau dengan pola anggaran 2 tahun berturut”.
Terhadap suara minor sebagian masyarakat yang berkembang tentang khawatrikan mangkrak, Muntoha menjelaskan, “itu wajar dan kita positif thinking saja dan silahkan masyarakat ikut mengawasi bersama sama,“ jelasnya mengakhiri pembicaraan dengan mediakita.co.
Laporan : Nur Iman