Dukung Ganjar Capres, Dedengkot PDI Perjuangan Ini Sebut “Celeng” Akan Jadi Simbol Perlawanan

Dukung GaKetum Jari Nusantara Minta Pemerintah Tegas Terhadap Dugaan  Diskriminasi Agama di SMAN 2 Depoknjar Capres, Dedengkot PDI P Ini Sebut “Celeng” Akan Jadi Simbol Perlawanan
Ketua Umum Jari Nusantara, Bambang Mugiarto (Foto : Dok, mediakita.co).

PEMALANG, mediakita.co – Dedengkot PDI Perjuangan Kabupaten Pemalang, Bambang Mugiarto mengatakan tidak peduli disebut Celeng lantaran mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) 2024.

Dirinya menyebut, dalam perspektif kader dan pemilih kultural (ideologis) PDI Perjuangan, dia mengaku tak kan gentar hanya dengan dilabeli Celeng. Mereka tak hirau dengan hanya disebut Celeng yang menurutnya sudah terbiasa menghadapi pelabelan miring serupa.

“Fokus kita cuma bagaimana nationalism dan politik kerakyatan dijunjung. Demokrasi yang diperjuangkan untuk urusan wong cilik,” kata Bambang Mugiarto, pria yang belakangan lebih dikenal sebagai Ketua Umum Seknas Jokowi Jawa Tengah, Kamis (21/10/2021).

Untuk itu, dia tak masalah, sekalipun disebut Celeng lantaran menyuarakan aspirasinya dengan mendukung Ganjar Pranowo menjadi capres harus dilabeli Celeng. “Saya kira itu tetap akan menjadi jalan yang harus dipilih”.

Celeng adalah perlawanan,” katanya, melalui akun Facebook pribadinya, Bambang Mugiarto.

Bacaan Lainnya

Ia beralasan, pada kenyataanya kendali elite menjalankan mandat demokrasi tak menyisakan harapan apapun selain sekedar jarak yang kian lebar antara harapan dan kenyataan. Untuk itu, dia menyebut elite politik tengah kehilangan nalar ketika ada kader menyuarakan aspirasi politiknya disebut Celeng.

Dikatakan olehnya, politik dan demokrasi akan terus mengalami perubahan. Perubahan paling esensi dalam demokrasi menurut dia, adalah tentang kebebasan natural.

“Fakta menunjukan, rakyat sudah mual dengan demokrasi massa (terpimpin), yang hanya menguntungkan kelanggengan oligarki,” ungkapnya.

Maka pelabelan Celeng oleh elite menurutnya, sebagai bentuk pembungkaman. Padahal, catatan pinggir yang disampaikannya, bahwa partisipasi politik rakyat pada seleksi pemimpin nasional tahun 2014, berhasil menjadikan Joko Widodo yang berlatar belakang sipil dan bukan elite partai politik sebagai presiden.

“Maka Jokowi menjadi simbol re-orientasi politik di Indonesia. Politik-demokrasi dan pemerintahan Jokowi adalah pintu gerbang dimulainya politik kerakyatan, dari oligarki elite, yang mendarah daging selama sekian abad. Jadi, ini fase dimana “Era-Jokowi” baru saja dimulai,” tandasnya.

Seperti diketahui, sebutan Celeng bagi sejumlah kader PDI Perjuangan di Jawa Tengah yang mendukung Ganjar Pranowo menjadi presiden menjadi polemik dalam beberapa waktu terakhir. Pasalnya, dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah ini, dianggap  mendahului keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri.

Mereka berdalih, sesuai keputusan Kongres PDI Perjuangan, penentuan capres menjadi hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarno Putri.

Disisi lain, bagi kader PDI Perjuangan yang menyatakan dukungannya kepada Ganjar Pranowo menganggap hal itu sebagai aspirasi yang perlu disuarakan. Sebagai aspirasi, dukungan kepada Ganjar Pranowo bukan merupakan pelanggaran.

“Karena keputusan terakhir tetap berada di ketua umum. Menyuarakan kandidat kan membantu ketua umum ditengah eskalasi capres yang sudah menghangat. Kalau diam, PDI Perjuangan akan tertinggal,” kilah Bambang, salah satu orang yang dikenal sebagai dedengkot PDI Perjuangan sejak PDI Pro Mega di Pemalang ini kepada mediakita.co.

 

Oleh: Arief Syaefudin

Pos terkait